Shalat, Penelanjangan Diri
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Inti khusyuk adalah tauhid. Inti khusyuk adalah ihsan. Merasakan kehadiran-Nya. Merasakan perjumpaan-Nya.
Seorang ulama salaf tak merasakan nikmatnya membaca Al-Qur'an. Lalu dia berimajinasi seolah-olah Rasulullah saw yang mengajarkan langsung. Lalu dinaikan levelnya, seolah Al-Qur'an itu khusus untuknya melalui Jibril yang datang kepadanya. Lalu dinaikan levelnya lagi, seolah dipanggil Allah langsung untuk diajarkan kepadanya.
Suasana jiwa terus berubah. Setiap perubahan suasana jiwa dibutuhkan imajinasi tertentu pula untuk menaklukannya. Ketakutan neraka bisa mengobati. Kenikmatan surga bisa membangkitkan. Suasana alam kubur bisa menyadarkan. Pertemuan dengan Allah dan kebutuhan akan rahmat-Nya yang bisa menghadirkan kesadarannya. Kesadaran diri sebagai hamba-Nya menghancurkan ego diri.
Syetan dan hawa nafsu memiliki ragam senjata dan strategi pengelabuhan. Memiliki beragam tingkatan level untuk menipu manusia. Maka manusia pun harus memiliki ragam dan tingkatan strategis untuk menundukkannya. Strategi yang tidak bisa ditembus oleh syetan dan hawa nafsu adalah keikhlasan. Dengan ikhlas, semuanya terasa mudah dan membahagiakan.
Penyerahan diri total kepada Allah. Hidup dan mati hanya untuk Allah. Pengakuan sebagai hamba dan wakil Allah di semesta ini. Itulah senjata yang penghancur seluruh strategi syetan dan hawa nafsu. Bergerak dan berkarya atas nama Allah, bukan kebanggaan diri.
Bila pikiran sedang kacau. Masalah yang kusut tak terurai dan berujung. Yakini hanya dengan "Kun Fayakun" Allah sudah bisa menyelesaikan seluruh persolan hidup kita. Jadi keyakinan terhadap Rabbaniyah, Uluhiyah dan Asma wa sifat Allah, akan membereskan kekacauan pikiran yang menghalangi kekhusyuan.
Level iman dan ketauhidan terlihat jelas di saat shalat. Keyakinan atas hari akhir, qadha dan qadar terlihat jelas saat shalat. Shalat adalah cermin kita yang sebenarnya. Suasana hati saat shalat merupakan menelanjangan diri yang sesungguhnya. Tak perlu orang lain yang membongkar aib dan keburukan kita. Karena kita sudah tahu siapa kita sebenarnya di saat shalat.
0 komentar: