Memperbaiki Diri, Sibukkan Bersama Allah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Sulit memperbaiki diri? Sulit mensucikan diri? Padahal tak terhingga kesalahan, penyakit akhlak dan hati yang harus diperbaiki. Memperbaiki satu keburukan saja minimal harus konsisten selama 40 hari. Setelah itu masih jatuh bangun pula. Bagaimana bisa memperbaiki dan membersihkan diri?
Memperbaiki satu niat saja sulit. Padahal dalam satu detik dan helaan nafas, begitu banyak yang berkecamuk di dalam jiwa. Bagaimana memperbaiki satu kecamuk hati? Bagaimana membentengi satu was-was syetan?
Cobalah perhatian ungkapan dalam Al-Qur'an. Allah yang mengilhamkan ke hati manusia. Allah yang mengkaruniakan ilmu. Allah yang memperjalankan Rasulullah saw. Allah yang mengumpulkan pasukan Nabi Sulaiman yang terdiri dari manusia, jin dan burung.
Dalam Ihya Ulumudin, imam Al-Ghazali memetakan cara membersihkan hati, tingkatan sarana, dan jalannya. Untuk apa? Bukan agar sibuk dengan beribadah? Bukan berbangga dengan bilangan ibadah? Tetapi agar sibuk bersama Allah.
Ada yang mensarankan, untuk memperbaiki diri harus membuat daftar yang harus diperbaiki. Padahal yang harus diperbaiki tak terhingga jumlahnya. Sampai kapan bisa memperbaiki diri? Padahal bila ada manusia yang bersih, maka Allah akan "menjatuhkan" orang tersebut pada kemaksiatan. Ada nabi yang tanpa kesalahan?
Dari pada sibuk bagaimana cara, methodelogi dan saran memperbaiki, sebaiknya fokus pada taubat dan sibuk bersama Allah. Saat Allah ridha, maka Dia yang akan memperbaiki, mengilhamkan dan mengkaruniakan kebaikan. Allah yang akan memimpin, membimbing dan menunjukkan jalannya.
Yang membolakbalikan hati adalah Allah. Sibukanlah dengan Penguasa Hati. Sibukkan dengan Pemilik kehidupan. Sibukkan dengan Perancang takdir. Maka hidup ini akan dilimpahkan kebaikan dari sisi-Nya. Tak sulit memperbaiki dan membersihkan diri, bila hati sudah sibuk bersama Allah.
0 komentar: