Mempekakan Sensor Kesadaran
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Kebanyakan manusia tak beriman kepada Allah. Kebanyakan manusia musyrik. Kebanyakan manusia tidak bersyukur. Kebanyakan manusia berjalan di jagat raya tanpa memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah. Itulah gambaran besar perjalanan manusia.
Sebab itulah, salah satu yang sering diperintahkan Allah adalah berjalanlah di muka bumi dan perhatikan akibat dari ulah perbuatan manusia. Sebab, kedurhakaan itu sangat nyata, jelas, menyebar di setiap sudut kehidupan manusia. Sebab, kehancuran akibat ulah manusia itu merusak kehidupan dan jagat raya.
Kisah Para Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad dan kisah umat terdahulu lebih banyak ditemukan dalam Al-Qur'an daripada perjalanan Rasulullah saw sendiri. 25 Nabi dan Rasul di kisahkan. Kisah kedurhakaan umat dikisahkan. Perjuangan selain Nabi dan Rasul dikisah. Itulah pentingnya mengkaji perjalanan masa lalu agar perjalanan hari ini dalam keimanan.
Kisah umat terdahulu dikisahkan untuk meneguhkan dan menentramkan. Membenarkan kitab terdahulu, menunjukkan jalan yang lurus dan menjadi rahmat bagi yang beriman. Karakter manusia tak pernah berubah karakternya, kebutuhan dan keinginannya. Yang berubah hanya sarana dan prasarananya saja.
Yang zalim, munafik, kafir, dan bodoh selalu hadir disetiap zamannya. Yang diperbuat, prilaku dan karakter mereka akan tetap sama. Yang dialami mereka akan terus berulang. Akibatnya akan tetap sama. Maka bertebaranlah di muka bumi, cocokkan ayat Al-Qur'an dengan yang dilakukan dan terjadi pada mereka di hari ini. Itulah pelajaran yang kuat daya hujamnya ke dasar jiwa.
Rekaman jejak umat terdahulu dan kini, bisa kuat dan terungkap hikmahnya, bila hati, akal, penglihatan dan pendengarannya hidup. Kehidupan seluruh jiwa dan panca indra terbangun bila beriman pada Allah, ayat Al-Qur'an dan hari akhir. Bila tidak, seluruh sensor kepekaannya mati total.
Sensor kesadaran dan kepahaman tak bisa dihidupkan dengan seruan orang lain. Diri kita sendiri yang hanya bisa menghidupkannya. Hanya diri sendiri yang bisa membukanya. Seorang Nabi dan Rasul pun tak bisa membukanya. Tugas mereka hanyalah menyeru saja.
0 komentar: