Memahami Al-Qur'an Melalui Hiruk Pikuk Kekuasaan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Hiruk pikuk kekuasaan, jalannya seperti yang digambarkan dalam Al-Qur'an. Mencermati hiruk pikuk kekuasaan sebuah gambaran nyata tentang hukum-hukum perjalanan manusia yang tertulis di Al-Qur'an. Memahami dan semakin meyakini Al-Qur'an dari hiruk pikuk kekuasaan.
Saat kekuasaan tidak berorientasi pada akhirat, roda perjalanan pemerintahan dan pembangunannya mengarah pada penghancuran bangsa namun para penyokong kekuasaan menganggap itulah proyek yang terbaik dan bermanfaat. Semua kucuran dana, berakhir pada kesia-sian dan kegagalan. Dana besar tapi tak berefek pada kesejahteraan.
Aparat keamanan bukan untuk menjaga kedamaian, namun untuk menakuti dan menciptakan keresahan. Seperti Firaun yang mengerahkan prajuritnya untuk membunuh bayi yang lahir dari Bani Israel. Mengejar pemuda Musa dan menghabiskan pengikut Nabi Musa.
Pengelolaan keuangan negara bukan untuk kesejahteraan, tetapi membangun bangunan tinggi untuk menunjukkan kehebatan kekuasaannya semata. Firaun memerintahkan Hamman untuk membangun gedung tinggi. Kelak, bangunan ini hancur berguguran.
Di era Firaun Allah menurunkan wabah belalang, kodok, dan air yang berubah menjadi darah. Saat kekuasaan telah menjadi tuhan. Saat orientasi kekuasaan adalah kekayaan dan keserakahan. Maka bermunculan beragam wabah untuk mempertontonkan kelemahan manusia.
Penguasa, pebisnis dan intelektual bersatu menyembah kekuasaan. Allah menyebutkan urutan Qarun, Firaun dan Hamman. Mengapa Allah mendahulukan penyebutan Qarun, bukan Firaun?
Para pembesar kerajaan berkata saat menentang para Nabi dan Rasul, "Hartaku melimpah dan pengikutku lebih banyak." Mengapa Al-Qur'an menyebutkan harta terlebih dahulu? Bukan pengikut?
Kekuasaan akan merusak kehidupan, bila pengendalinya para pebisnis yang berorentasi pada keserakahan kekayaan. Bila orientasi kekuasaan adalah menggerogoti keuangan negara dengan kamuflase proyek, ditambah penguasa yang zalim, dan para intelektual yang mendukung dan membeo, maka itulah kerusakan negara yang terparah.
0 komentar: