Cara Rasulullah saw Mengelola Kekayaan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Dalam sebuah perjalanan Rasulullah saw bersabda, "Yang memiliki kelebihan kendaraan, berikan kepada yang tidak memiliki kendaraan. Yang memiliki kelebihan makanan, berikan kepada yang tidak memiliki makanan." Rasulullah saw terus menyebutkan beragam kelebihan harta, sehingga para Sahabat berfikir bahwa mereka tidak memiliki hak atas harta yang melebihi kebutuhan mereka.
Leluhur Syekh Abu Hasan Al Asyari, peletak dasar mazhab Asyariah dalam aqidah, dipuji oleh Rasulullah saw. Kabilah Asyariah di Madinah memiliki karakter istimewa. Bila menghadapi musim paceklik, mereka mengumpulkan seluruh sisa makanannya, lalu dibagi sama rata.
Rasulullah saw mengapresiasi hidup menurut kebutuhannya saja. Kelebihan hartanya diberikan kepada orang lain. Tak hina, mereka yang hidup hanya memenuhi kebutuhan dasarnya saja.
Rasulullah saw tak pernah menolak bila ada seseorang yang meminta miliknya. Rasulullah saw pernah memberikan seluruh dombanya yang ada di antara dua bukit. Rasulullah saw pernah memberikan sarung yang dipakainya saat ada seseorang yang memintanya.
Umar bin Khatab pernah mengoreksi tindakan Rasulullah saw yang memberikan harta kepada orang kaya. Lalu Rasulullah saw menjawab bahwa beliau bukanlah orang yang bakhil. Bahkan Rasulullah saw pernah bersabda bahwa beliau rela memberikan domba sebanyak seluruh pohon yang ada di sebuah lembah.
Mana yang lebih dicintai harta milik sendiri atau harta pewarisnya? Tentu harta miliknya sendiri. Hartanya adalah harta yang telah disedekahkan. Sedangkan harta yang ditinggalkan adalah milik para ahli warisnya.
Adakah harta yang ditinggalkan Rasulullah saw untuk anaknya, Fatimah? Untuk cucunya, Hasan dan Husein? Tidak ada. Lalu, apakah keturunannya hidup dalam kemiskinan dan kenestapaan? Rasulullah saw membawa seluruh hartanya ke akhirat. Sedangkan kita, kekayaannya ditinggalkan di dunia dan hanya menjadi sampah saja.
0 komentar: