Angin, Tanda Kegembiraan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Bagaimana proses terbentuknya hujan? Salah satunya sebabnya dari angin. Allah menjadikan angin sebagai pembawa kegembiraan. Sudahkah merasakan kegembiraan saat angin berhebus, saat menerpa tubuh? Bila belum, tanda hati belum peka terhadap rahmat Allah.
Jadilah nelayan, agar sangat merasakan nikmat udara yang berhembus. Melaut dan menepi ke pantai mengikuti irama hembusan angin. Berdirilah di tepian pantai. Berdirilah di lereng perbukitan dan pegunungan. Bila belum merasakan nikmatnya angin. Bila belum merasakan bahwa semuanya bagian rahmat Allah, bertanda hati sangat keras membatu.
Angin menerpa layar perahu. Angin menerpa daun, dahan dan pepohonan. Bunyi ombak yang menderu. Apakah merasakan bunyi yang indah? Bila tak merasakan sebagai rahmat Allah, tanda hati belum peka merasakan karunia-Nya.
Allah yang mengirimkan angin. Ataukah angin hanya fenomena alam biasa? Sekedar perbedaan suhu antar wilayah? Seringkali ilmu pengetahuan dan teknologi mengeliminasi kepekaan terhadap rahmat Allah. Menganggap semua peristiwa hanya peristiwa alami biasa tanpa ada yang menggerakkan.
Angin menggerakkan awan, mengembangkan dan mengumpulkannya di langit. Awan pun bergumpal-gumpal. Maka air hujan keluar dari celah-celahnya. Hujan pun menimpa daerah yang dikehendaki-Nya.
Angin isyarat bertebarannya rahmat Allah. Isyarat kegembiraan akan datang. Membawa kebaikan dan membawakan bibit. Angin pun menyerbukkan bunga menjadi buah.
Tanpa angin atau udara, bisakah pesawat terbang menembus angkasa? Bisakah menciptakan daya dorong? Bisakah memikul beban seperti dalam ban kendaraan? Bila belum peka bahwa semuanya rahmat Allah, bertanda hati keras membatu.
0 komentar: