Selalu Bertempur
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin)
Prinsip hidup dan kenyamanan kadang bertolak belakang. Prinsip hidup kadang menghancurkan jangka pendek, tetapi membangun masa depan. Manusia diuji dengan konsistensi prinsip hidupnya. Bila teruji, barulah Allah memberikan kesuksesan.
Kenyamanan memang mengasyikkan, karena kita sedang menikmati apa yang sudah ditanam pada masa lalu. Namun masa panen itu sebentar dan akan berakhir. Setelah selesai, apa yang akan dinikmati kelak?
Prinsip hidup kadang mengorbankan apa yang dimiliki saat ini. Membuang yang telah diraih. Melupakan yang telah diraih. Memasuki ruang yang hanya bermodal keyakinan pada Allah. Bertumpu pada Allah. Siap menempuh arena baru yang tidak diketahui medannya.
Jiwa petualang dan petarung selalu mewarnai mereka yang membela prinsip hidupnya. Berani melangkah walau minim sumber daya. Berani melangkah, walau seluruh manusia menilai sebagai langkah kontraversial dan pasti gagal.
Yang membela prinsip hidupnya, lebih memenangkan hatinya, nurani dan panggilan jiwa. Membuang kecendrungan nafsu, kesenangan, kefoyaan dan kesemuan hidup. Menemukan hidup yang lebih bermakna dan bermanfaat. Mengisi akhirat daripada bersuka ria dengan dunia.
Hidup yang nyaman tanda kemunduran dan titik awal kehancuran. Kenyamanan sebuah sinyal bahwa potensi dan sumber daya telah di lalaikan dan disia-siakan. Kenyamanan sebuah lorong kemalasan dan berpuas dengan yang ada. Setelah titik puncak adalah siklus jurang yang menghempaskan.
Allah menurunkan kegoncangan dan lawan untuk membunuh kenyamanan. Allah menurunkan kegelisahan dan kekhawatiran untuk menghancurkan singgasana kenyamanan. Allah mengilhamkan imajinasi dan ketidakpuasan terhadap yang telah dicapai agar manusia selalu memasuki arena pertempuran baru.
Mengapa Allah memberikan ujian yang berat kepada Nabi, Rasul dan orang bertakwa? Mengapa tantangan tak pernah berhenti menghempaskan manusia? Semua untuk menghancurkan zona kenyamanan. Hidup itu bukan untuk bersenang tetapi selalu memasuki medan pertempuran baru.
0 komentar: