Prinsip Pertumbuhan Ilmu
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Prinsip ilmu seperti apakah? Satu sisi lentur. Pada sisi lain dia ketat. Lentur mengikuti dan menjawab zaman sehingga kemaslahat tetap terjaga. Ketat agar ilmu tidak dikotori dan dimanipulasi untuk kezaliman dan keburukan. Itulah dua sisi yang terus terjaga.
Al Qur'an harus disebarkan walau satu ayat. Dalam berbahasa Arab dan tetap terjaga ke orisinalitasnya. Setiap manusia di setiap zaman dan berbagai bangsa harus bisa mengucapkan dan membaca seperti ketika Al-Qur'an turun. Pada sisi lain pemahamannya harus menjawab zaman. Bagaimana agar pemahaman manusia di setaip zaman dan bangsa seperti pemahaman Rasulullah saw dan para Sahabat? Inilah prinsip perkembangan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur'an.
Hadist Rasulullah saw harus disebarkan ke setiap manusia di setiap zaman. Namun bagaimana agar manusia tidak berdusta atas nama Rasulullah saw? Inilah yang membuat pertumbuhan luar biasa dalam ilmu hadits. Bagaimana menyeleksi mereka yang mengaku menerima hadist? Bagaimana menyeleksi isi dari hadist? Agar tidak ada kedustaan?
Bila pemahaman terhadap Al-Qur'an dan hadist terjaga, maka ilmu-ilmu lain pun terjaga dengan sempurna. Masa Abu Bakar hingga Utsman adalah era peletakkan dasar ilmu-ilmu Al-Qur'an. Era Umar Bin Abdul Aziz adalah era dimulainya penjagaan terhadap ilmu-ilmu hadist. Sejak era ini para ulama berkeliling dunia, menemui para Sahabat dan mereka yang pernah bertemu dengan sahabat untuk mendapatkan hadist Rasulullah saw. Memeriksa jalur periwayatan atau sanad.
Dari perjalanan ini pula berkembang ilmu sejarah, biografi, geografi, astronomi dan berbagai ilmu lainnya. Karena para ulama mencatat setiap perjalanan, peristiwa dan pertemuan dengan setiap orang. Al-Qur'an dan As Sunnah adalah sumber dari semua ilmu dan sumber dari semua pemahaman. Namun, mengapa ditinggalkan?
Dari perjalanan ini pula terjadi interaksi antar bangsa. Maka berkembang pula ilmu bisnis, manajemen dan kepemimpinan. Dahulu ilmu berkembang bukan karena pencapaian harta dan jabatan. Dahulu ilmu berkembang karena ingin menyebarkan firman Allah, menyampaikan lisan Rasulullah saw dan para Sahabat ra. Bagaimana dengan sekarang?
Dahulu ilmu berkembang untuk mengusir kegelapan menuju cahaya. Bisnis bukan tujuan, tetapi bagaimana menebarkan kemaslahatan dengan bisnis. Berkuasa bukan tujuan, tetapi bagaimana menegakan Sunah? Itulah orientasi Khalifatur Rasyidin, Umar bin Abdul Aziz, Nuruddin Zanky, Shalahuddin Al Ayubi dan Muhammad al Fatih. Sekarang bisnis dan berkuasa untuk apa? Inilah penyebab kerusakan zaman.
Dr Muhammad Ash Shalabi, ahli sejarah Islam, menguak kesuksesan berkuasa. Tujuannya untuk menegakan Sunnah. Para pengusaha muslim dahulu menjadi orang terkaya karena ingin menegakan Sunah. Bagaimana Sunah Rasulullah saw hadir dalam kekuasaan, bisnis dan ilmunya? Itulah kunci didatangkan keberkahan hidup.
0 komentar: