Menikmati Ketertipuan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin)
Manusia lebih percaya pada kebohongan daripada kenyataan. Manusia lebih yakin pada janji palsu dan gombal daripada kepastian. Manusia lebih banyak mengikuti fatamorgana daripada bukti nyata. Padahal manusia memiliki akal dan hati.
Manusia lebih percaya kepada yang tidak bisa memberi kemanfaatan dan kefasadatan. Manusia lebih yakin kepada yang lemah dan hina daripada yang Maha Kuat. Manusia lebih mempercayai makhluk yang bodoh, penuh kesalahan dan yang sering mengingkari janji daripada yang Maha menepati janji. Padahal manusia menginginkan kepastian dan tak mau mengambil resiko.
Dunia ini penuh tipu daya, tapi banyak yang super yakin atas kebaikannya. Manusia itu bodoh, khilaf, tempat salah dan lemah, namun meyakini solusi pendapatnya. Syetan itu musuh, tapi dijadikan teman dan sahabat karib. Nafsu itu membawa kerusakan tetapi selalu diikutinya.
Firaun melampaui batas, zalim dan membuat kerusakan di muka bumi, namun lebih banyak pengikut dan pendukungnya dibandingkan Nabi Musa. Para Nabi dan Rasul mengajarkan kebaikan, namun lebih banyak didustakan dan dimusuhi. Hingga malaikat kebingungan, mengapa manusia banyak yang di neraka?
Banyak yang berbondong berinvestasi atas bualan janji palsu manusia. Mengapa kikir saat Allah menjanjikan investasi yang tidak pernah merugi dan minimal 700 kali return of investmentnya? Banyak yang meminjamkan uangnya dengan tingkat suku bunga tertentu. Namun saat Allah mendorong meminjamkan hartanya, manusia sedikit pun tidak pernah tertarik.
Mengapa manusia senang dan menikmati ketertipuan dan keterpedayaan? Mengapa manusia selalu dicocok hidungnya dengan janji-janji palsu? Manusia mudah tertipu oleh bisikan syetan, bagaimana bila yang dihadapi bisikan manusia dengan iming-iming yang terlihat nyata?
Manusia lunglai ditengah kepungan informasi, berita dan janji palsu. Saat mata dan telinga terkepun, manusia tak bisa lagi melihat sebuah hakekat. Itulah sebab Allah memerintahkan mengikuti Rukun Iman, Islam dan Ihsan. Agar kepungan kepalsuan sirna dengan mendengatkan nurani, hati, firasat dan ilham dari Allah.
0 komentar: