Kekayaan Yang Mati
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Apakah kikir membuahkan kekayaan? Apakah kikir membuahkan kebahagiaan? Al-Qur'an justru menyebutnya sebagai kebinasaan. Hadist Rasulullah saw menjelaskan sebagai sebab saling membunuh.
Kikir itu tanda ketidakyakinan kepada Allah. Kikir itu tanda ketidakpahaman terhadap hukum kehidupan yang sudah dirancang oleh Allah bahwa bersedekah itu tidak mengurangi kekayaan. Memberi itu menciptakan jalan keluar.
Kehidupan itu saling terhubung, tidak ada yang berdiri sendiri. Andai matahari kikir. Andai udara itu kikir. Andai bumi itu kikir. Andai tumbuhan itu kikir, adakah kehidupan di jagat raya?
Tumbuhan hadir bukan untuk dirinya, untuk memberikan oksigen di udara, menyuburkan tanah dan menahan air hujan dengan akar dan daunnya. Menghasilkan makanan untuk seluruh makhluk yang hidup. Tumbuhan pun tak bisa hidup bila tak ditopang oleh matahari, udara, air dan tanah. Untuk hidup, harus saling memberi. Itulah sebab, kekikiran itu membinasakan dan menciptakan saling membunuh.
Andai manusia kikir, maka alam semesta yang akan menghukumnya. Tak menurunkan hujan, kemarau dan kering kerontang. Bila manusia kikir, Allah langsung mengazab manusia. Kikir adalah awal kehancuran manusia.
Air bermanfaat bila terus mengalir. Setiap titik yang dilewati menciptakan kehidupan. Udara yang bergerak, menggerakkan kapal dan peralatan, menyerbukkan bunga dan menciptakan kesejukan. Harta yang menciptakan tambahan kekayaan hanya bila digerakkan dan diputar. Kikir membuat sumber daya menganggur dan berguna karena hanya disimpan.
Yang kikir, kekayaan tak berguna dan tak bertambah. Hukumannya, tak bisa dinikmati oleh pemiliknya. Kekayaan menjadi benda mati. Yang menikmati hanya ahli warisnya saja.
0 komentar: