Hati Sufi Dan Operasi Militer
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Tasawuf tanpa paham fiqh akan terjerumus. Karena timbangan hidup harus merujuk pada nash-nash hukum. Fiqh tanpa tasawuf akan kering dan keras tanpa kasih sayang dan hati. Semua sisi kehidupan dari sudut hitam dan putih, halal dan haram tanpa ada kebijaksanaan. Seperti itulah imam Syafii membimbing. Seperti itulah ulama sufi mengarahkan.
Imam Hasan Al Banna mencoba memadukan tasawuf dengan kiprah dan karya kehidupan. Dalam Risalah Pergerakannya, Imam Hasan Al Banna menjelaskan bahwa hati pengusung dakwah harus seperti para sufi dan operasional kerja harus seperti gerakan militer. Perumpamaan lain yang diambilnya, malam seperti para rahib, siang seperti singa.
Hati sufi meyakini batu di depannya bisa berubah menjadi permata tanpa usahanya. Semua dengan pertolongan dan kehendak Allah. Hati prajurit meyakini bahwa semua tidak bisa berubah tanpa strategi dan operasi militer yang sempurna. Memadukan dan mengharmoniskan keduanya itulah keterpaduan tawakal dan ikhtiar yang sempurna dan seimbang.
Hati sufi, bisa mendapatkan kekayaan tanpa ikhtiar. Seperti kisah Ibrahim bin Adham dengan doanya bisa merubah batu menjadi emas. Seperti kisah Dzun Nun Al Misri, yang menyaksikan seorang shalih dituduh mencuri permata di kapal laut, lalu sang sholeh berdoa kepada Allah sehingga ikan di lautan membawakan permata ke orang sholeh tersebut untuk diberikan kepada yang menuduhnya.
Hati prajurit, tak bisa mendapatkan kekayaan kecuali dengan membangun bisnis yang terstruktur. Kepemimpinan yang kuat dan manajemen yang teratur. Bila keduanya berpadu, bukankah akan mendapatkan kekayaan seperti Utsman bin Affan yang mampu mendanai kota Madinah yang paceklik? Mampu menyiapkan hampir seluruh perbekalan dan peperangan menghadapi Romawi di Tabuk?
Mengapa Allah tidak memberikan kekayaan hanya dengan doa kita? Seperti Siti Maryam yang hanya menggerakkan pohon kurma? Seperti Nabi Ayub, saat mandi seluruh belalang yang berterbangan mengelilinginya menjadi emas permata? Seperti malaikat Jibril yang akan memberikan perbendaharaan semesta pada Rasulullah saw?
Hati para sufi tak menginginkan dunia, maka dunia menghampiri mereka walaupun tanpa ikhtiar. Hati kita terlalu rakus dan kikir. Walaupun seluruh perbendaharaan langit dan bumi digenggam akan tetap rakus dan kikir. Andai membuang dunia dari hati, maka ikhtiar yang sedikit akan meraih kekayaan tak terhingga.
Ikhtiar yang keras seorang prajurit dapat menghapus kotoran hati. Penatnya berkarya untuk membersihkan keraknya hati. Kesulitan berkarya itulah pembersih dosa. Andai hati bersih, berkarya dengan kesungguhan maka meninggalkan dunia dengan kebersihan jiwa. Jihad sebuah upaya yang tak bisa tergantikan dengan ibadah yang lainnya.
Operasi militer tanpa hati sufi menimbulkan ketakutan. Berani bergerak bila seluruh prasarana lengkap dan sempurna. Hati sufi tanpa operasi militer yang sempurna berarti tidak menaati sunah kehidupan yang telah digariskan Allah di bumi ini.
0 komentar: