Tawakal, Jalan Toll di Akhirat
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Abu Hasan Nahdawi ulama India yang banyak menulis sejarah dan Sayid Qutb membedah mengapa hijrah Rasulullah saw ke Madinah dari Mekah setelah 13 tahun berdakwah? Mengapa perintah Hijrah setelah 13 tahun? Kondisi kejiwaan seperti apa?
Perintah Hijrah setelah para Sahabat memurnikan penyerahan dirinya kepada Allah. Ketika tidak ada pertolongan kecuali hanya mengandalkan Allah. Ketika diri tidak berdaya lagi kecuali dengan kekuatan Allah. Ketika tidak ada perasaan lagi bahwa ditangannyalah kemenangan Islam berada. Semua diserahkan kepada Allah.
Pertolongan Allah berupa bantuan satu batalion malaikat yang berjumlah 5.000 pasukan. Baru diturunkan setelah para Sahabat bersabar dengan kesabaran yang baik, bersabar dengan menguatkan kesabarannya. Bersabar dengan ikhtiar-ikhtiar kemenangan versi manusia. Setelah seluruh ikhtiar sudah berada di puncaknya, barulah Allah membuat hukum di luar nalar manusia. Hukum kehidupan tidak berlaku lagi. Barulah Allah membantu dengan kehendak-Nya. Begitulah Dr Abdullah bin Azzam menggambarkan momentum datangnya pertolongan Allah.
Proses penghisaban di hari Pembalasan ada 3 proses. Ada yang tidak dihisab langsung ke Surga. Jumlahnya 70.000 orang. Setiap orang akan memberikan syafaat ke 1.000 orang. Ada yang dihisab. Ada yang dihadapan Allah mengakui kesalahannya lalu dimaafkan Allah. Bagaimana ciri yang tanpa dihisab?
Karakter yang tidak dihisab adalah orang yang optimis dan kuatnya tawakal kepada Allah. Bagaimana mengetahui dan melihat orang seperti ini? Ditempa kesulitan yang paling sulit. Ditempa kesulitan yang paling berat. Ditempa persoalan yang terlihat tidak ada solusinya. Ditempa tantangan yang tidak ada jalan keluarnya. Masihkah optimis? Masihkah bertawakal? Masihkah yakin akan pertolongan Allah?
Hidup yang penuh liku-liku bisa jadi karena Allah ingin memberikan jalan toll di akhirat nanti. Hidup yang menceburkan diri pada tantangan bisa jadi sarana untuk mendapatkan jalan toll di akhirat. Tantangan dan kesulitan adalah penghapusan dosa. Musibah dan ujian adalah penghapusan dosa. Sakit dan penderitaan adalah penghapusan dosa.
Apa itu ribath? Bersiap siaga untuk berjihad. Senantiasa waspada bersama senjatanya dan tetap duduk di atas pelana kuda, sambil mengawasi gerakan musuh. Berjaga sepanjang hari dan malam. Mengelilingi benteng dan perbatasan. Ketika ada keributan, ketika musuh datang, langsung menuju ketempat sasaran. Bagaimana ribath di era ini?
Bersiap siagalah dengan mengumpulkan segala kekuatan. Kekuatan ilmu dan teknologi, kekuatan modal dan ikatan hati. Kekuatan politik dan budaya. Kumpulan semuanya. Jangan berpangku tangan. Jangan diam. Bersiaplah seperti pasukan yang tengah berribath. Terlena berarti musuh menghujam dengan serangan yang mematikan.
Mencemburkan diri dan bersiap siagalah, sebuah cara untuk mendapatkan pertolongan Allah dan jalan toll di akhirat nanti. Bersulit-sulit. Berlelah-lelah. Menguras tenaga dan pikiran. Meninggalkan santai. Memaksakan diri untuk ikut bertarung di kehidupan. Melewati samudra dan belantara dengan keoptimisan dan tawakal. Itulah sarana datangnya pertolongan Allah dan jalan toll di penghisaban.
Ceburkan diri dengan kesulitan di dunia, untuk mendapatkan kemudahan di akhirat. Hempaskan diri pada pertarungan di dunia, untuk mendapatkan kemenangan di akhirat. Logika dunia selalu terbalik dengan logika akhirat.
0 komentar: