Ragam Cara Allah Berkisah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Membaca kisah di Al-Qur'an. Bukan para Nabi yang mengkisahkan dirinya sendiri. Ini bukan autobiografi. Bukan pula biografi, dimana orang lain yang mendatangi para Nabi dan Rasul untuk dituliskan kisahnya. Bukan pula historiografi, mengungkapkan kisah-kisah berdasarkan fakta sejarah yang ditemukan. Tetapi Sang Perancang kehidupan itu sendiri, Allah, yang mengkisahkannya.
Perhatikan susunan katanya saat Firaun berdialog dengan Nabi Musa. Mereka, Firaun dan pembesarnya, berkata,"....." Musa menjawab, "...." Setelah itu Allah memvonis bahwa sesungguhnya tidaklah akan mendapatkan kemenangan orang-orang yang zalim. Al-Qur'an langsung menjelaskan apa yang akan terjadi bagi zalimin.
Saat mengkisahkan Qarun, Allah memgawali kisahnya bahwa Allah yang memberinya kekayaan. Setelah itu kisah Qarun dimulai. Dalam kisah ini Allah ingin "mentertawakan" kebodohan Qarun saat memamerkan bahwa kekayaannya berdasarkan ilmu dan ikhtiarnya.
Dalam beberapa penggalan kisah, kadang Allah berfirman, "Katakanlah Muhammad..." Berarti Allah yang mendesain dan mengajarkan perkataan, kalimat, dialognya dalam berbicara, menjelaskan dan berargumentasi. Allah berkisah tetapi juga mengajarkannya langsung di kisah tersebut, seolah-olah kisah ini sedang berjalan saat ini, bukan telah terjadi.
Dalam kisah Abu Lahab, Allah mengkisahkan apa yang dilakukan oleh Abu Lahab dan istrinya terhadap Rasulullah saw di dunia, lalu kisahnya melompat pada apa yang di alami Abu Lahab di akhirat atas perbuatannya saat ini. Fragmen dunia dan akhirat langsung dihubungkan tuntas. Kisah di dunia menciptakan kisah di akhirat pula. Tidak ada kisah yang terhenti di dunia saja.
Saat Firaun berlaku angkuh dan sombong atas seruan Nabi Musa. Lalu melakukan pengejaran terhadap Nabi Musa. Allah langsung menanggapi kisah ini, "Mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami." Allah berkisah tetapi juga mengomentari, memberikan tanggapan dan kesimpulan terhadap kisah tersebut.
Allah berkisah bukan saja tentang masa lalu, tetapi juga kisah masa depan yang akan dilalui manusia. Bila manusia menikmati dan membenarkan kisah masa lalu, mengapa jarang sekali yang membenarkan kisah masa depan? Kisah kematian, pasca kematian dan akhirat. Kisah kehancuran dan jalan kehancuran di masa depan, surga atau neraka.
0 komentar: