Mentertawakan Para Pemburu Dunia
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Carilah akhirat dalam segala hal. Sambungkan hati kepada Allah dalam segala hal. Sebab, semuanya berakhir di akhirat. Titik akhir perjalanannya hanya Allah. Semua persoalan kembali kepada Allah. Semuanya musnah kecuali Allah. Yang mendesain kehidupan adalah Allah.
Semua yang diada-adakan oleh manusia akan luluh lantah. Jabatan dan gelar dibuat oleh manusia untuk menentukan siapa yang paling tinggi derajatnya. Ragam jenis kekayaan dibuat oleh manusia untuk menentukan siapa yang berharga hidupnya. Diada-adakan oleh manusia, namun diperebutkan lagi oleh manusia.
Para penguasa muncul dengan dihadapan manusia dengan singgasananya, hiasan lambang kebesaran, para pembantunya, kemiliterannya dan lembaga kenegaraan lainnya. Kekuasaan hanya secarik kertas yang diputuskan oleh seseorang atas nama undang-undang saja. Mengapa pembuat undang-undang tidak menunjuk dirinya saja sebagai penguasa? Jabatan hanya permainan para pembuat jabatan.
Hartawan muncul dengan segenap model kekayaan yang dibuat oleh manusia juga. Kendaraan, perhiasan, gedung, dan segala yang dibanggakan hanya dibuat oleh manusia juga. Padahal pembuatnya tidak menginginkan sama sekali. Apakah pembuat Ferrari tetap berharap mobil tersebut ada di gudangnya?
Bersuka ria dengan makanan dan pakaian. Mengapa si pembuatnya tak sedikitpun menginginkannya? Para pembuatnya justru berharap orang lain yang mengkonsumsinya. Bila semuanya berharga mengapa tidak ditahan saja? Dimasukkan ke dalam gudang persediaannya.
Semua yang diada-adakan oleh manusia, diperebutkan, dibanggakan, disombongkan, hingga dipertuhankan. Merasa paling mulia dengan menghimpun seluruh yang diada-adakan oleh manusia, padahal para pembuatnya tak menginginkannya sedikit pun. Rugi dan bangkrut bila yang dibuatnya tak keluar dari gudangnya.
Melihat kehidupan para pemburu dunia, seperti lelucon saja. Seperti para badut dan pelawak yang tampil di pentas sandiwara. Merasa bangga dan berharga bila ditertawakan. Dibayar dan dihargai hanya untuk ditertawakan. Untuk itukah manusia diciptakan?
0 komentar: