Memahami Jiwa, Hanya Psikolog?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Allah Maha Mengetahui tentang hati kita. Allah Maha Mengetahui tentang diri kita daripada diri kita sendiri. Bagaimana mengelola diri? Bagaimana mengelola hati? Ikutilah wahyu Allah dan Sunnah Rasulullah saw. Semudah itu mengelola diri dan kehidupan.
Tak perlu menjadi psikolog untuk mengetahui hakikat dan pernak pernik jiwa. Cukup membaca dan memahami berbagai karakter dan interaksi manusia terhadap dirinya, kehidupannya dan pandangannya terhadap akhirat yang tertera pada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Itulah ilmu final tentang jiwa dan kecenderungan manusia.
Para psikolog dan ilmuwan pun masih memerlukan bimbingan dan mencari jalan kebenaran tentang jiwa manusia. Mengapa mereka dijadikan referensi final dan tunggal? Kuncinya, yang lebih mengetahui manusia itu Allah bukan manusia itu sendiri.
Bila belajar kejiwaan, carilah mereka yang referensinya Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw, bukan akal. Karena akal tak bisa membaca dan memahaminya dirinya sendiri. Bila mengetahui, hanya sebatas wilayah terbatas dan sempit sesuai yang diberikan Allah saja. Itulah kemurahan Allah pada mereka yang menuhankan akal.
Bila belajar kejiwaan, carilah mereka yang referensinya Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw, bukan akal. Karena akal tak bisa membaca dan memahaminya dirinya sendiri. Bila mengetahui, hanya sebatas wilayah terbatas dan sempit sesuai yang diberikan Allah saja. Itulah kemurahan Allah pada mereka yang menuhankan akal.
Apa yang merusak jiwa? Karakter seperti apa yang merusak jiwa? Pahamilah sepak terjang dan karakter kafirin, musyrikin, munafikin dan zalimin. Apa yang ada pada mereka akan merusak dirinya sendiri. Perhatikan karakter mereka yang diazab Allah, itulah karakter yang merusak jiwa mereka sendiri.
Merusak jiwanya, namun tetap merasa telah dan terus berbuat baik bagi jiwanya. Jiwa yang seperti ini sampai kapanpun tak bisa diperbaiki oleh siapapun, bahkan oleh para Nabi dan Rasul sekalipun. Hanya satu cara untuk memperbaiki keadaannya, menghilangkannya dari permukaan bumi.
Cobalah kaji kembali, apa penyebab sebuah kapal tenggelam di lautan? Pesawat jatuh? Sebuah kaum dan negara tiba-tiba dikuasai oleh negara lain? Hilang perannya dalam peradaban? Penyebabnya, kerusakan jiwa yang sudah melembaga dan terstruktur.
0 komentar: