Kurikulum dari Kezaliman
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Syeikh Abdul Qadir Jailani dalam kitabnya Fathur Robbani mengutip ucapan Sofyan Tsauri, "Andai langit telah berubah menjadi logam. Andai tanah telah berubah menjadi batu. Andai tak ada lagi tanaman yang bisa tumbuh, lalu berputus asa atas rezeki dari Allah maka dia telah kafir." Seorang mukmin tak pernah ada putus asa dalam kondisi apa pun. Itulah mental mukmin.
KH Abdullah bin Nuh, Ulama asal Bogor, berkata pada muridnya, "Bagi seorang wali lupa mengingat Allah adalah kafir." Jiwa mukmin selalu mengingat Allah. Jika mental dan jiwa telah berpadu seperti ini, adakah yang bisa mengkalahkannya?
Karakter seperti ini hasil tempaan yang panjang dan melelahkan. Bila Allah ingin melahirkan generasi ini, Allah menyiapkan medan pendidikannya. Allah menyiapkan kurikulumnya. Dengan apa? Tantangan zaman yang sulit, berat, melelahkan dan rentang yang panjang. Itulah mengapa setelah penguasa yang zalim dan diktator akan muncul pemerintah Nubuwah?
Ketika mengorbankan harta begitu mudah. Ketika mengorbankan nyawa begitu murah. Ketika ilmu menjadi mahkota. Ketika akhlak menjadi hiasan. Itulah tanda lahirnya generasi yang diharapkan mampu membangunkan peradaban Nubuwah. Tak ada lagi yang berguna kecuali takwa. Tak ada lagi yang ditakuti kecuali Allah. Generasi seperti ini sudah disiapkan untuk menghancurkan kezaliman dan kediktatoran.
Siklus peradaban ini adalah siklus kezaliman dan kediktatoran. Jadi jangan heran dan kecewa! Siklus peradaban ini adalah siklus kemungkaran, mengapa harus diratapi? Bukankah kezaliman dan kediktatoran adalah jalan para pencari dunia? Dengan hanya cara itu mereka bisa meraihnya. Itulah satu-satunya cara untuk berkuasa.
Sampai kapan mereka bisa melakukan ini? Berapa lama mereka bisa mengangkangi semuanya? Sampai kapan kepongahan mereka berakhir? Hingga Allah menentukan waktunya. Hingga mereka merasa paling berkuasa. Hingga mereka merasa tak terkalahkan. Hingga mereka merasa telah menjadi Tuhan.
Bila generasi peradaban Nubuwah sudah mengandalkan Allah dalam jihadnya. Ketika generasi ini hanya menggunakan daya kekuatan Allah dalam perjuangannya. Bila generasi ini sudah tak berdaya lagi kecuali merengek pada Allah dalam ikhtiarnya. Itulah tanda Allah memberikan kemenangan atas para pelaku kezaliman.
Perjuangan adalah cara membersihkan jiwa dan hawa nafsu. Perjuangan adalah dalam rangka memurnikan tauhid yang kotor. Agar generasi Nubuwah hidup dalam kebersihan tauhid, kebenaran ibadah dan benar menapaki langkah. Generasi yang ditempa perjuangan akan kokoh dan kuat dalam membangun peradaban baru yang bersih dari kezaliman.
Perjuangan akan membuka kembali sejarah bagaimana para pendahulu generasi Nubuwah berjuang? Membuka kembali khazanah strategi, tujuan, bekal dan penyebab kemenangan. Membuka kembali pesan-pesan pendahulunya. Membuka kembali nilai jiwa, pemikiran dan ibadahnya. Inilah yang tak disadari oleh para pelaku kezaliman. Sedangkan kezaliman akan dihantui oleh pelakunya sendiri. Saling curiga mencurigai sesama mereka.
Dari perjuanganlah nilai-nilai generasi terdahulu diserap dan lakoni oleh generasi saat ini. Nilai sejarah dalam tulisan berubah menjadi sebuah kepribadian nyata. Cerita sejarah menjadi karakter dan jiwa generasi ini. Tulisan sejarah menjadi jiwa-jiwa yang hadir dimuka bumi.
Selamat datang kecurangan. Selamat datang kezaliman. Selamat datang kediktatoran. Kelak engkau akan menyesal telah mendidik kami dengan kepongahan kezaliman. Dari kezaliman akan lahir kehancuran. Itulah hukum pergolakan peradaban.
0 komentar: