Dilema Nabi Musa, Antara Tekanan Oligarki Kediktatoran dengan Keterhinaan Mental Kaumnya
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Firaun memperlihatkan kekuatan kekuasaan dan pemerintahan. Lalu, semua kekuatan itu hancur jika disertai dengan penyimpangan, kezaliman dan kekafiran terhadap Allah dan jauh dari petunjuk Allah.
Qarun menampilkan kekuasaan harta dan ilmu pengetahuan. Lalu, kekuatan itu berakhir dengan kebinasaan jika disertai dengan penyimpangan, pengingkaran kepada Allah, perasaan sombong sesama makhluk dan pengingkaran atas nikmat Sang Pencipta.
Semua ini ungkapan hakikat nilai-nilai bahwa nilai harta dan perhiasan dunia harus dianggap murah jika dibandingkan dengan nilai keimanan dan kesalehan. Juga memunculkan karakter bagaimana membangun dan menjaga kekuatan dengan keadilan, keseimbangan dalam menikmati hidup tanpa sikap sombong di bumi dan tidak membuat kerusakan.
Nabi Musa berinteraksi dengan kediktatoran oligarki yang menyentuh seluruh sendi kehidupan. Bisa jadi inilah oligarki kediktatoran yang terkuat, terkejam, terstruktur dan terkomando, karena oligarki kediktatorannya tidak menunjukan sikap pertentangan dalam penghancuran Nabi Musa.
Nabi Musa juga berinteraksi dengan kaumnya yang kehinaan dirinya sudah merayap hingga ke dinding jiwa terdalam. Sehingga oligarki kediktatoran sudah menjadi kenikmatan bukan penderitaan lagi. Jiwa yang bergelora tak ada lagi. Secercah jalan keluar tak ditemukan lagi. Itulah yang menyelimuti Bani Israel.
Kaum Nabi Israel pun berkata pada Musa, bahwa sebelum kehadiran Nabi Musa mereka tertindas. Setelah muncul seorang Nabi pun mereka tetap tertindas. Saat dikejar-kejar oleh Firaun, kaum Bani Israel yakin bahwa mereka akan terkejar. Inilah kehancuran mentalitas yang buruk saat menghadapi oligarki kediktatoran.
Nabi Musa dan Harun terjepit. Menghadapi oligarki kediktatoran yang kuat, tetapi masyarakat yang akan diajak menyelesaikan persoalan memiliki mentalitas terhina dan terpuruk. Tak ada gelora, keyakinan dan kesabaran walaupun Allah sudah menjanjikan kepemimpinan dari kaum yang tertindas bila sabar dan yakin.
0 komentar: