Wafat Saat Membangun Proyek Kehidupan
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Berkaryalah sebagai bukti syukur kepada Allah. Begitulah Allah menutup kisah Nabi Dawud dan Sulaiman dalam Al Quran di Surat Saba. Ini sebuah mindset luar biasa dalam berkarya. Ternyata menjaga dan meningkatkan nikmat salah satunya dengan berkarya. Karena karya adalah perwujudan syukur.
Nabi Sulaiman wafat saat sedang mengawasi sebuah mega proyek yang sedang dikerjakan oleh manusia, jin dan makhluk yang lain. Seandainya rayap tidak memakan tongkatnya, semua yang bekerja saat itu tidak tahu bahwa nabi Sulaiman sudah wafat. Wafat di tengah mengerjakan mega proyek? Bukan saat berbaring di tempat tidur? Bukan saat lemah lunglai tak berdaya.
Apa yang tak dimiliki oleh nabi Dawud? Kekuasaan dan kekayaan sudah dimilikinya. Namun apakah berdiam diri? Nabi Dawud masih meleburkan besi untuk dibuat peralatan mesin rumah tangga, baju besi dan pedang. Tak ada topang dagu di tengah tumpah ruahnya kekayaan dan kekuasaan. Berkarya bukan untuk merengkuh dunia lalu beristirahat. Berkarya untuk mensyukuri nikmat kehidupan. Mensyukuri akal, jasad dan ruh untuk membangun peradaban.
Dalam situasi seperti apa Rasulullah saw wafat? Di tengah proyek pengiriman pasukan ke Romawilah beliau wafat. Usamah bin Zaid, pemuda belia sang panglima , pulang kembali setelah mendengar Rasulullah saw wafat. Manusia yang dicintai Allah wafat di saat tengah menciptakan karya besar.
Mereka yang syahid sangat dimuliakan Allah. Mengapa? Karena wafatnya di saat tengah menoreh sebuah maha karya bagi kemanusiaan. Wafat di saat berkarya. Wafat di saat membangun. Wafat di tengah mewujudkan rasa syukur.
Jangan dibiarkan wafat di saat bertopang dagu. Beragam proyek karya kehidupan harus diambil dan diburu, bukan untuk memperebutkan dunia tetapi ingin mewujudkan rasa syukur kepada Allah.
0 komentar: