Perseteruan Antar Bangsa Penjajah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Isi Perjanjian Zaragoza membagi wilayah dunia di luar Eropa untuk Spanyol dan Portugis. Dari Meksiko ke arah barat hingga Kepulauan Filipina menjadi milik Spanyol. Sementara Portugis mendapatkan wilayah dari Brasil ke timur sampai Kepulauan Maluku. Bagaimanakah nasibnya kini?
Di masa Phillip IV, beban Spanyol semakin berat karena harus berperang dengan banyak negara. Tidak hanya dengan Belanda, tapi juga dengan Perancis dan Swedia. Jika dengan Belanda ada Perang delapan Puluh Tahun, maka dengan Perancis dan Swedia ada Perang Tiga Puluh Tahun. Belum lagi Spanyol harus bersaing dengan tetangga yang juga sesama imperium Eropa, Portugis. Di Maluku, Portugis adalah saingan Belanda. Peran Spanyol pun melemah.
Setelah bercokol selama kurang lebih seabad, pada 25 Februari 1605, Portugis dipaksa hengkang dari Maluku. Masa kuasa Portugis di kepulauan rempah-rempah itu berakhir setelah ditikung oleh kompeni dagang Belanda (VOC).
Pada 1641 Malaka berhasil ditaklukkan Belanda. Hal ini menandakan akhir hegemoni Portugis di Nusantara. Sisa-sisa kekuatan Portugis hanya terdapat di Pulau Timor, yang dikuasainya sejak pengusiran dari Maluku pada 1575.
Pada 31 Desember 1799, VOC dinyatakan bangkrut dan dibubarkan, serta hak miliknya berada di bawah penguasaan kerajaan Belanda di Nederland. VOC bangkrut dengan utang 136,7 juta Gulden dan kekayaan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal, serta daerah kekuasaan di Indonesia.
Dalam Perang Koalisi yang pertama (1792-1797), Prancis berhasil mengalahkan Austria, Prusia, Inggris, Spanyol, Sardinia, dan Belanda. Jatuhnya Belanda ke tangan Prancis juga berarti jatuhnya semua jajahan Belanda, termasuk Hindia Belanda atau Indonesia. Louis Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Pada 1810-1811 terjadi perang Inggris dan Belanda di seluruhnya di pulau Jawa. Gubernur-Jendral Hindia-Belanda, Herman Willem Daendels (1762-1818), memperkuat Jawa. Inggris menuju Jawa, merebut pelabuhan Batavia (Jakarta) pada Agustus 1811, dan memaksa Belanda menyerah di Semarang. Jawa, Palembang, Makassar dan Timor diserahkan kepada pihak Britania.
Persaingan dengan para pedagang Inggris, Perang Napoleon di Eropa, dan Perang Jawa, mengakibatkan beban keuangan yang berat bagi Belanda. Diputuskan, Jawa menjadi sumber pendapatan utama untuk Belanda dan karena itu Gubernur Jenderal Van den Bosch mendorong dimulainya era Tanam Paksa di tahun 1830.
Liberalisme di Belanda membuka jalan dimulainya periode baru sebagai Zaman Liberal (1870-1900). Pengaruh kapitalisme swasta dalam kebijakan kolonial di Hindia Belanda semakin membesar. Pemerintah kolonial sebagai pengawas hubungan pengusaha Eropa dengan masyarakat pedesaan Jawa. Walau keuntungan pertumbuhan ekonomi juga akan mengucur kepada masyarakat lokal, keadaan para petani Jawa yang menderita karena kelaparan, kurang pangan, dan penyakit tidak lebih baik di Zaman Liberal dibandingkan dengan masa sistem Tanam Paksa.
Pada 1 Maret 1942, Jenderal Hitoshi Imamura, Jepang dapat menguasai wilayah penting di Jawa. Jepang berhasil menguasai Batavia pada 5 Maret 1942 dan memukul mundur pasukan Belanda ke Lembang, Jawa Barat. Merasa terdesak dengan kedudukan Jepang, akhirnya Belanda takluk tanpa syarat dengan ditandai penandatanganan Perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942.
0 komentar: