Pergantian Tahun, Kebangkitan Baru?
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Pergantian tahun kali ini lebih baik. Siang hari berkeliling, sangat sedikit yang menjual terompet. Malam hari sepi dari suara petasan sehingga bisa tidur pulas. Biasanya tahun-tahun sebelumnya di malam pergantian tahun di atas rumah saya penuh dengan asap bau petasan.
Saya mencoba shalat berjamaah di masjid yang jauh dari rumah. Setelah magrib hingga malam, dilakukan dzikir, shalat sunah taubat, pengajian hingga shalat qiyamullail bersama. Dan ternyata itu pun dilakukan di beberapa masjid. Ini cara melawan budaya dengan budaya. Kebiasaan dengan kebiasaan. Begitulah cara memperbaiki.
Salah satu kelemahan kita, tidak memiliki titik fokus dalam mengelola sumber daya. Milyaran rupiah habis hanya untuk petasan, terompet dan kembang api. Milyaran rupiah habis hanya untuk menunggu malam pergantian tahun. Coba kalau diinvestasikan? Siapa yang diuntungkan dari semua ini? Kita menjadi umat yang konsumtif bukan investor? Penikmat bukan pembuat? Menghabiskan bukan menciptakan? Bersenang bukan berinovasi?
Saya suka dengan komentar teman, berbisnis itu bersenang-senang dengan pikiran dan strategi. Berbisnis itu seperti olahraganya akal. Seharusnya fokus kita membangun umat dengan beragam sarana politik, ekonomi, sosial, budaya, pemerintah dan panggung ceramah. Inilah cara menyalurkan bakat dan minat untuk memperbaiki umat. Bukan menghabiskan waktu untuk kesenangan.
Saya melihat kiprah dakwah umat ini sudah semakin kompleks dan komprehensif, tidak monoton melalui panggung ceramah, khotbah dan majelis taklim, tetapi sudah menyelusup hingga inti dakwah para nabi yaitu menghadang kezaliman penguasa melalui berbagai lintas sektor kehidupan. Mereka bergerak dalam diam dan kesenyapan. Mereka bergerak dengan alamiah dan bertahap. Ketika energi umat ini semakin besar, maka bidang-bidang yang belum tergarap mulai digeluti. Setiap kita adalah batu bata dari sebuah bangunan dakwah.
Semua bidang kehidupan terlihat mulai digarap serius walaupun baru secara personal dan kelompok. Kelak akan datang gerakan yang makin terorganisir setiap bidang kehidupannya. Kelak setiap bidang akan terorganisir secara komprehensif di bawah pemimpin yang bertakwa. Cara melahirkan kebangkitan umat ini akan berbeda dengan strategi Umar Bin Abdul Aziz, berbeda dengan strategi Imam Stafii, berbeda dengan strategi Shalahuddin Al Ayubi, berbeda dengan strategi Walisanga. Setiap zaman, melahirkan strateginya sendiri sesuai tuntunan Allah melalui ilham-Nya kepada setiap umat Islam.
Kebangkitan itu nyata. Kebangkitan itu janji Allah yang tak pernah mengingkari janji-Nya. Itu yang saya amati dengan mata kepala saya sendiri. Kebangkitan hanya soal waktu.
0 komentar: