Mujahadah Dan Menghinakan Diri Dihadapan Allah
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Esakanlah Allah sampai tidak ada sebiji sawi pun selain Allah yang tersisa di dalam hati mu. Semua obat terkandung dalam mengesakan Allah dan keberpalingan dari bisa dunia.
Hancurkan taring-taring dan bisa dunia, setelah itu bermain-mainlah dengan dunia. Setelah itu pungutlah bagian-bagian dunia tanpa perlu mengkhawatirkan bahaya dan noda kotorannya.
Pukulah nafsu dengan pedang tauhid, pakaikanlah padanya topi perang, ambillah untuknya panah mujahadah, perisai takwa, dan pedang keyakinan. Tikamlah sekali waktu, ajaklah berkelahi di waktu lain. Teruslah seperti itu hingga berhasil menaklukannya. Engkau akan menjadi penunggangnya sekaligus pemegang kendalinya, hingga engkau bebas berkelana mengarungi daratan dan lautan bersamanya.
Jangan sekali-kali angkat tongkat mujahadah dari nafsu kalian. Jangan tertipu oleh dengkurnya, apalagi terpedaya dengan kepura-puraan tidurnya. Jangan pernah terpedaya dengan sandiwara seekor macan. Ia menampakkan diri sedang tidur, padahal sedang menanti mangsa yang sedang lengah. Nafsu kadang tampil dengan pura-pura tenang, nisya, rendah dan penurut dalam masalah kebaikan, padahal tengah menyimpan yang sebaliknya. Tetap waspadalah terhadap nafsu.
Menyendiri bersama Allah, bersujud dihadapan Allah. Menyibukkan diri bersama Allah. Namun tetaplah kumpulriung, duduk bersama, dan bercengkerama dengan makhluk-Nya. Untuk beramar maruf nahi munkar, untuk menunjuki jalan-jalan menuju Allah, untuk membangun peradaban yang manusiawi dan sesuai fitrah manusia.
Jadilah raja-raja dunia dan akhirat dengan bersuka ria bersama kekuatan iman dan keyakinan, serta kesampaian hati di depan pintu-pintu keagungan Allah. Bagaimana mencapai ini ?
Bermujahadalah, mengendalikan nafsu, memikul beban yang berat dan melelahkan. Lalu mintalah pertolongan kepada Allah. Agar Allah memberikan cahaya marifatulllah dan mahabahtullah. Keduanya membuat perjalanan mujahadah menjadi lebih mudah karena Allah terus membantu, menolong dan melindungi.
Berjuang hingga tetesan darah dan merendahkan diri kepada Allah, itulah jalan mendapatkan pertolongan dan bala bantuan dari enam penjuru mata angin dari Allah dan alam semesta.
Jika dirimu belum menghinakan diri pada Allah maka setiap kali bergerak akan tersungkur, setiap kali akan mengangkat diri akan terpuruk, seruanmu akan menjadi petaka yang akan menghantammu sendiri.
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka." Inilah wujud ketidakberdayaan diri kepada Allah.
(Disarikan dari ceramah jumat pagi syekh Abdul Qadir Jailani pada akhir Rajab 546 H, di Madrasahnya)
0 komentar: