Modal Abadi Kemenangan Muslimin
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Ini hukum abadi yang berlaku pada umat Islam. Umat ini tidak akan menang dengan kekuatan harta, senjata, banyaknya pasukan, dan kekuasaan. Umat ini dimenangkan Allah dengan kekuatan takwa, jiwa dan karakter. Karena Rasulullah saw diutus untuk memperbaiki akhlak manusia.
Di perang Yarmuk, 45.000 pasukan muslimin mampu menghempaskan 240.000 pasukan adi daya Romawi. Bahkan 100 pasukan berkuda Khalid Bin Walid mampu memukul mundur 100.000 pasukan Romawi. Bagaimana ini bisa terjadi?
Di sesi pertama pertempuran Yarmuk, pasukan muslimin terpukul mundur dengan gelombang lautan tentara Romawi. Pasukan muslimin mundur ke belakang. Namun ada seruan untuk tetap bertahan apa pun kondisinya. Beberapa pasukan inti berjanji setia untuk bertempur hingga tetesan darah terakhir. Tegar dan sabar inilah yang kemudian membalikkan keadaan, dari kekalahan menjadi kemenangan.
Terpukul mundur adalah hal biasa. Porakporanda di awal merupakan hal yang lumrah. Karena yang memenangkan pertempuran bukan siapa yang pertama kali memukul, yang pertama kali mentalnya jatuh terpuruk itulah yang akan kalah. Mental merupakan kekuatan inti dari semua tipe pertempuran.
Ketegaran memunculkan kemampuan berstrategi di tengah keterdesakan. Kejatuhan mental hanya menghasilkan kabur dan lari tunggang langgang dengan kelemahan. Dalam Islam, Allah swt dan Rasulullah saw melarang kaum muslimin untuk lari dari arena pertempuran. Bertahan dalam tekanan sama baiknya dengan meraih kemenangan. Mati dalam pertempuran sama baiknya dengan kehidupan yang penuh harga diri. Inilah yang membuat mental kaum muslimin tetap kuat dalam seluruh keadaan hidup.
Di tengah keterdesakan, Khalid Bin Walid membuat strategi yang sebelumnya tidak pernah ada dan belum pernah ditemukan. Khalid Bin Walid membentuk 40 batalion dengan satu komandan dan satu pimpinan umum. Setiap batalion terdiri 1.000 pasukan dengan tugas-tugas khusus. Mereka bergerak dengan lincah dan terkoordinasi. Semua pergerakan pasukan dapat termonitor. Semua intruksi dapat dieksekusi dengan cepat.
Dalam keterdesakan di Yarmuk, Abu Sofyan menyerukan agar kaum muslimin bertakwa dan bersabar. Mental yang kuat, dibarengi strategi dan eksekusi yang tepat, akan bisa memenangkan setiap pertempuran, walau sebelumnya sempat porak poranda.
Romawi terkalahkan. Kaisar Heraklius kebingungan. Bukankah pasukan Romawi lebih kuat persenjataannya dan lebih banyak pasukannya? Logika awam memang selalu berfikir kekuatan fisik dan logistik. Namun logika yang bertakwa bergerak dengan logika kekuatan jiwa, karakter dan strategi. Apa penyebab kekalahan Romawi?
Pasukan Romawi yang selamat menjelaskan kehebatan kaum Muslimin kepada Kaisar Heraklius, " Malamnya shalat, siangnya berpuasa. Memenuhi janji, beramar maruf dan nahi munkar. Ikatan hati dan jiwanya sangat kuat." Sedangkan pasukan Romawi kalah karena minum khamer, berzinah, menerjang yang haram, mengingkari janji, berbuat zalim, melakukan yang dimurkai Tuhan, tidak melakukan perintah Tuhan dan berbuat kerusakan di bumi. Itulah sebab kemenangan dan kekalahan. Bukan karena kekuatan fisik tetapi kekuatan jiwa dan akhlak.
Itulah kekuatan jiwa. Itulah modal utama abadi kemenangan kaum muslimin di setiap waktu, tempat dan keadaan. Sumber kemenangan kaum muslimin ada pada ajarannya sendiri. Ada pada takwa kepada Allah.
0 komentar: