Minimal Keberhasilan Penyeru Dakwah
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Keberhasilan seorang dai dapat dilihat dari interaksinya dengan dakwah. Sayid Qutb menjelaskan dalam tafsir Fizilalil Quran. Tanda minimal keberhasilan adalah kesabaran bagi para pengusungnya. Kesabaran yang menenangkan, yang tidak disertai kemarahan, kegoncangan dan keraguan terhadap kebenaran janji Allah.
Kesabaran yang dipenuhi keyakinan atas akibat yang akan terjadi, ridha terhadap kadar Allah, merasakan hikmah di balik ujian-Nya. Selalu berhubungan dan mengharapkan pahala dari sisi-Nya pada setiap apa yang menimpanya.
Yang kedua, minimal keberhasilan itu adalah mantapnya hakikat iman di dalam hati para dai sendiri hingga mereka menemui kematian dan menemui sesuatu yang lebih dahsyat daripada kematian di jalan dakwah tanpa berbalik arah.
Dengan demikian, mereka memperoleh ketinggian di muka bumi, lepas dari daya tariknya. Terbebas dari tali kehidupan dunia. Ini saja sudah merupakan keberhasilan yang besar daripada perjuangan yang pahit.
Kegagalan dakwah itu bukan pada menjauhnya manusia. Bukan mencibir dan menolaknya manusia. Bukan pula memusuhinya. Kegagalan dakwah yang utama adalah ketika seorang dai kehilangan rasa sabar. Tak lagi menyakini keberhasilan langkahnya.
Nabi Nuh digolongkan sebagai Ulil Azmi bukan karena keberhasilannya merekrut banyak orang yang beriman. Tetapi keteguhannya, keberaniannya dan keyakinannya pada kebenaran jalan dakwahnya. Keteguhan menghadapi puncak keberpalingan, kesombongan, kekeraskepalaan dan kesesatan kaumnya.
Keberhasilan dakwah seorang dai dimulai dari keberhasilan mengelola dan memimpin dirinya dalam mengarungi liku-liku perjalanan dakwah. Inilah yang harus diperjuangkan terlebih dahulu sebagai tanda awal keberhasilan dakwah.
Ukuran keberhasilan para Nabi dan Rasul bukanlah dari banyaknya manusia yang beriman dan mengikuti jalannya. Tetapi dari keteguhan dan keyakinan dalam menjalani duri dan jerih payah perjalanan dakwah.
0 komentar: