Meraih Impian, Tapi Tak Bahagia
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Dunia takkan pernah bisa memberikan kenyamanan terhadap orang yang paling kaya sekalipun. Dunia takkan pernah bisa memberikan ketentraman terhadap orang yang paling memiliki kekuasaan mutlak sekalipun. Mereka yang paling kaya pun berguguran. Mereka yang paling totaliter pun berjatuhan. Karena dunia bukan tempat keabadian. Yang menyembahnya akan selalu diliputi ketakutan.
Orang terkaya yang tercatat dalam sejarah adalah seorang Muslim. Dia seorang raja dari Mali. Bernama Mansa Musa pada tahun 1.300 masehi. Namun kemana perginya kekayaan tersebut? Kemana perginya keturunan para kaisar yang dulu menguasai sebagian besar dunia? Semua pergi, semua berguguran, semua berjatuhan dan semua tumbang. Nama mereka pun mungkin banyak yang tak mengenalnya lagi. Membangun dunia dengan dunia, akan luluh lantah tak berbekas.
Manjadi orang yang terkaya bukanlah tujuan. Menjadi orang yang paling berkuasa bukanlah kehendak terbesar. Jangan jadikan dunia sebagai puncak mimpi dan ilmu. Karena dunia akan menggulingkan kita dalam sekejap. Yang paling dielu-elukan bisa jadi terhina dalam seketika. Yang paling berkuasa bisa jatuh terhimpit di arena pojok kehidupan yang gelap dalam seketika.
Kemana perginya para artis ternama? Mereka tergulung oleh ketuaan diri. Mereka terhempas oleh keriputnya kulit dan semakin lemahnya tubuh. Kabar beritanya hanya pacaran-kawin-cerai-selingkuh. Tak ada berita selain itu. Itukan dunia gemerlap yang ingin dimasuki? Dunia akan selalu meninggalkan kita setelah puas menghancurkan dan menjerumuskan jiwa-jiwa yang sebelumnya bersih.
Yang paham hakikat dunia akan selalu waspada. Selalu bertanya, untuk apa kekayaan? Untuk apa kekuasaan? Untuk apa keterkenalan? Selalu bertanyalah pada jiwa. Selalu bertanyalah pada hati yang bersih. Kekayaan, kekuasaan dan keterkenalan adalah hanya efek karya-karya kita untuk akhirat. Kita tak memperdulikan semua itu, karena orientasinya hanya Allah. Kekayaan, kekuasaan dan keterkenalan hanya bunga-bunga penghias perjalanan seorang khalifah di muka bumi.
Umar Bin Khatab ingin meninggikan kalimatullah. Namun Allah memberikan kemakmuran, kekuasaan yang meliputi Romawi, Persia dan Mesir. Padahal tak sedikitpun Umar Bin Khatab bertujuan untuk itu. Tak pernah bermimpi tentang kekayaan, kekuasaan dan keterkenalan namun Allah memberikan secara cuma-cuma karena niat-niat akhiratnya. Bukankah Umar Bin Khatab pemimpin yang tak memperdulikan Dunia? Namun mengapa dunia menjadi dalam genggamannya? Inilah rahasia hidup yang harus dibongkar.
Dunia akan merunduk pada pemimpi Akhirat. Dunia akan mendekati pada mereka yang mendekati akhirat. Dunia akan mengabdi pada mereka yang bekerja untuk akhirat. Karya-karya yang berorientasi akhirat akan melampaui semua karya yang berorientasi pada dunia. Akhirat bergerak naik ke langit. Dunia akan bergerak ke bawah, ke tanah. Karya akhirat dibawah bimbingan Allah. Karya dunia dicengkeram hawa nafsu. Itulah mengapa dalam 90 tahun umat Islam bisa menembus sebagian Eropa Barat. Menjadi mercusuar akhlak dan ilmu pengetahuan. Bisakah generasi ini mengulanginya lagi?
0 komentar: