Menghadirkan Sejarah Para Rasul dengan Doa Mereka
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Zainal Abidin, Cicit Rasulullah saw dari perkawinan Husein dengan putri Kaisar Persia, memiliki titik tekan khusus pada ibadahnya. Dia lebih menekankan doa untuk merendahkan diri kepada Allah. Doanya dihiasi tangisan yang lirih dan mendalam. Hingga yang lain merasakan kesedihan pula. Bagaimana cara menikmati doa?
Memahami arti, melantunkan dengan berkali-kali dengan suara lirih dan lantang. Agar lebih membekas, perlu juga memahami asbabul nuzul doa itu. Memahami suasana kejiwaan dari doa tersebut. Itulah yang bisa menciptakan tangisan dalam berdoa.
Kelebihan doa-doa yang diambil dalam Al Qur'an adalah mempelajari sejarah juga doa-doa spesial dan mustajab para Nabi dan Rasul. Imajinasikan doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim saat terkepung api? Seandai kita melantunkan doa tersebut sambil berimajinasi dalam kepungan api?
Imajinasikan doa ketika Nabi Ibrahim meninggal Siti Hajar dan Ismail sendiri di padang pasir yang tandus. Imajinasikan doa Nabi Adam, ketika dia diturunkan dari Surga dan menginjakkan kaki di Bumi? Imajinasikan doa Nabi Yunus yang memanjatkan doa didalam perut ikan paus? Imajinasikan doa Thalut yang tengah menghadapi pasukan Jalut yang kuat dan besar? Berdoa harus dibarengi dengan mempelajari sejarah doa itu dipanjatkan. Itulah yang bisa membongkar kebekuan dan kekerasan hati saat berdoa.
Imajinasikan doa ketika nabi Musa dikejar oleh pasukan Firaun dan menghadapi debat terbuka dengan Firaun. Andai kita bisa menghubungkan doa dengan peristiwa riil saat doa tersebut dipanjatkan pertama kali, maka untaian doa bukan untaian kata, tetapi sebuah pengulangan sejarah dan persitiwa, seolah kita tengah berada dibarisan para Nabi dan Rasul.
Bagaimana merasakan doa Rasulullah saw yang dikepung oleh 10.000 pasukan? Bagaimana merasakan doa Rasulullah saw saat diusir dan dilempari batu oleh penduduk Thaif? Ketika doa-doa tersebut dipanjatkan okeh kita sejarang, maka rasakanlah seolah-olah kita tengah berada di samping Rasulullah saw. Kita merasakan kebersamaan bersama Rasulullah saw dalam perjuangan beliau.
Memanjatkan doa-doa para Nabi dan Rasul. Membaca sejarah ketika doa itu dipanjatkan pertama kali oleh para Nabi dan Rasul. Disitulah kita memulai sebuah interaksi imajiner dengan Nabi dan Rasul. Situlah kita melihat, menyapa, membersamai perjuangan para kekasih Allah di muka bumi. Bertemu dengan mereka dalam imajinasi, semoga menjadi bagian umat mereka di akhirat nanti.
0 komentar: