Menaikkan Level Muhasabah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Merasa tidak berdosa? Merasa selalu beribadah? Merasa selalu dalam kebaikan? Berarti ada yang salah dalam seni bermuhasabah diri. Huzaifah selalu merasa ketakutan dalam fitnah. Hanzolah selalu merasa dalam kemunafikan. Mereka yang dekat dengan masa kenabian selalu merasakan ada keburukan, padahal mereka adalah bintang-bintang yang memberikan petunjuk. Lalu memgapa kita merasakan dalam kebaikan?
Hasan Al Bashri selalu menitikan air mata. Setiap hembusan nafas adalah tetesan air mata. Padahal seluruh masyarakat penjuru negri mengakui ketakwaannya. Mengapa kita yang tak jelas ketakwaannya lebih sering tertawa? Mungkin saja orang yang paling bertakwa di era ini adalah orang yang terlemah imannya di masa kenabian. Apakah merasakan hal ini?
Kita merasa berdosa bila melakukan dosa besar, tidak shalat dan tidak puasa. Umar Bin Khatab menikmati yang halal tapi berlebihan dan mubazir sudah merasa sebuah perbuatan dosa. Kelak para ahli surga, lalai dari dzikir sudah dianggap sebuah kerugian besar. Tidak shalat Tahajud bertanda adanya penyakit hati. Mengambil keuntungan margin besar dalam bisnis walau dalam keridhaan bagi mereka adalah sebuah keburukan besar. Itulah yang mereka rasakan. Itulah level merasakan dosa mereka.
Menyimpan harta di rumah melebihi kebutuhan 3 hari sudah dianggap bukan lagi akhlak yang terpuji. Rasulullah saw bergegas meninggalkan masjid untuk mengambil emas yang terlupakan untuk segera dibagikan. Mereka kaya harta, bisnisnya menggurita tetapi terus berusaha memiskinkan dirinya. Harta yang menganggur bagi mereka adalah keburukan. Namun mengapa mereka tidak miskin? Mengapa yang ingin kaya justru miskin?
Seorang ustadz berbicara tentang level kezaliman. Kesewenangan adalah kezaliman, ini level orang awam. Namun bagi para ulama Tasawuf masuk ke kamar mandi menggunakan kaki kanan adalah kezaliman terhadap dirinya sendiri. Keluar dari rumah tanpa doa juga sebuah kezaliman. Terbesit keinginan sesuatu yang dimiliki oleh orang lain juga sebuah keburukan. Itulah mengapa para ulama salaf lebih merasakan keburukan dirinya dibanding kebaikannya.
Menaikkan level muhasabah diri, itulah strategi menaikan level khauf kepada Allah. Itulah cara merasakan kekhawatiran terhadap keburukan diri. Mereka yang tidak pernah menaikkan level muhasabahnya tidak akan pernah bisa menaikan level kebaikannya.
0 komentar: