Memeriksa Ketakwaan
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Sayid Qutb datang ke tiang gantungan dengan senyuman dan lambaian tangan penuh ketenangan. Umar Mukhtar pahlawan dari Libiya datang ke tiang gantungan di hadapan penjajah Italia dengan ketentraman. Mereka menjalani semua takdir dengan ketenangan yang luar biasa. Apa rahasianya? Selama iman tak tercabut, semua bukanlah penderitaan dan kesulitan.
Definisi penderitaan dan kesulitan hanya diartikan sesuatu yang tidak selaras dengan keinginan dan harapan. Harapan kita standarnya. Keinginan kita ukurannya. Bila seperti itu rubah saja persepsi keinginan dan harapan? Maka takkan ada lagi penderitaan dan kesulitan? Begitu mudah menghilangkan penderitaan dan kesulitan, hanya sekedar merubah persepsi saja.
Penderitaan dan kesulitan bisa saja diartikan segala hal yang tak bisa memuaskan hawa nafsu kita. Mengapa kesempitan makanan, minumam, pakaian, harta, dan sakit, dianggap kesulitan dan penderitaan? karena ukurannya nafsu yang tak terpuaskan. Bila diri merasakan kesulitan, tanyakan kembali, soal perutkah? Soal kenyamanan hidupkah? Soal sedikitnya hartakah? Bila masih dalam lingkaran itu, maka definisi kesulitan masih dalam kubangan tak terpuaskannya nafsu saja. Allah mencabut semuanya agar manusia tak berkubang dalam nafsu yang menjerumuskan.
Para Rasul, Sahabat dan Ulama Shaleh tak pernah merasakan penderitaan dan kesulitan soal dunia. Karena keinginan, cita-cita dan harapan mereka sudah selaras dengan takdir-takdir Allah. Kehendak mereka sama dengan kehendak Allah. Mereka tak lagi peduli dengan semua yang dialami di dunia, selama ujian itu tidak mengenai agama dan akhlak. Sebab itulah, permohonan mereka jangan sampai musibah itu menimpa agama mereka. Permohonan mereka, jangan jadikan dunia sebagai puncak dari cita-cita. Bukan pula puncak dari ilmu mereka. Bukan puncak dari khayalan dan angan-angan.
Bila permintaan doa masih berkutat soal dunia, maka segala hal akan bisa mengguncangkan jiwa. Bila permintaan doa menginginkan cinta dan rindu bertemu Allah, maka takkan ada yang membuatnya sedih apalagi terguncang. Semua peristiwa dunia dianggap permainan dan senda gurau, takkan ada yang menusuk hati dan merisaukan jiwa.
Andai takwa ada di dada, bukankah Allah akan memberikan rezeki dari arah yang tak terduga? Bila takwa di dada, bukankah Allah akan memudahkan seluruh urusan? Bila takwa ada di dada, bukankah Allah akan menganugerahkan kekuasaan dan kepemimpinan di dunia? Andai semua itu belum tercapai, periksalah ketakwaanmu, ada yang salah dengan ketakwaanmu.
Hidup Itu sebuah tamasya manusia sebelum ke Surga. Hidup itu sebuah perjalanan hiburan sebelum ke Surga. Kecintaan manusia pada belenggu dunialah yang menyebabkan kehidupan ini terasa menyulitkan dan penuh penderitaan.
Bila dengan ketakwaan banyak orang yang merintangmu. Tenang sajalah. Karena Allah yang akan mengurus mereka. Allah yang akan mengurus tipu daya mereka. Seperti Allah memperlakukan Namrudz, Firaun, Qarun, dan menghancurkan beberapa kaum. Begitulah Allah berjanji dalam surat Muzamil ayat 11. Lalu, apa yang membuatmu menderita?
0 komentar: