Kezaliman Hancur Sendiri
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Mengapa Nabi Yusuf as akhirnya diangkat sebagai Kepala Perbendaharaan Kerajaan? Mengapa Nabi Yusuf as akhirnya dipertemukan kembali oleh bapak dan saudaranya? Mengapa Nabi Yusuf dari lubang sumur menjadi penghuni istana? Mengapa yang berniat jahat datang menghadap dengan kehinaan? Sebuah happy ending yang luar biasa. Seperti itukah akhir ideal sebuah perjalanan hidup?
Semua strategi keburukan pada dasarnya menggali kuburan keburukan itu sendiri. Strategi penghancuran kebaikan, pada dasarnya penghancuran pihak-pihak penopang keburukan itu sendiri. Langkah maju menghancurkan kebaikan pada dasarnya langkah jurang para pelaku keburukan itu sendiri. Inilah hukum yang tertera di Al Qur'an.
Nabi Musa as penuh dengan pergolakan hidup yang luar biasa. Diawali dengan kisah perburuan terhadap bayi laki-laki. Kisah penyelamatan seorang ibu terhadap bayi Musa dengan membuangnya ke sungai Nil. Sebuah kisah yang penuh kekejaman namun dijawab dengan aksi penyelamatan yang brilian. Setelah itu bayi yang diburu justru berada dipangkuan sang pemburu. Bagaimana bisa terjadi? Begitulah cara Allah menunjukkan kelemahan manusia yang Zalim.
Kehancuran tidak datang dari luar, tetapi dari istananya sendiri. Dari pihak yang ingin dibunuhnya sendiri. Kehancuran diawali dari strategi penghancuran terhadap yang ditakuti. Seperti Kemal Attartuk Turki, ingin menghancurkan sendi ajaran Islam, yang hadir justru kebangkitan Islam di Turki.
Kezaliman yang kejam justru melahirkan para pembela kebenaran. Andai tidak ada Firaun, mungkin tidak akan muncul Musa. Andai tidak ada Jalut, mungkin tidak ada Thalut dan Dawud. Itulah cara Allah memelihara alam semesta. Menghancurkan kezaliman lebih mudah dan sangat mudah, tak perlu kekuatan superpower, tak perlu kekuatan adi daya, cukup menghadirkan dan menyalahkan kembali nurani manusia. Karena yang menghancurkan kezaliman adalah kezaliman itu sendiri.
Kekuatan penghancur kezaliman seiring dengan pertumbuhan kekuatan kezaliman. Semakin sewenang-wenang, semakin pongah, semakin angkuh maka semakin dekat dan mudah menghancurkan kezaliman. Semakin pekatnya malam, semakin dekat datangnya matahari terbit. Begitulah hukum alamsemesta. Kesabaran berjuang dalam menanti terbitnya matahari.
0 komentar: