Jangan Bertopang Dagu
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Jangan berlebihan dan melampaui batas. Jangan tamak menginginkan yang bukan haknya. Jangan kikir dan menahan harta. Jangan ada sumber daya yang menganggur. Semua harus diberdayakan. Bila tak bisa sendiri, bermitralah dalam mengelolanya. Itulah sekelumit agar kemakmuran tercipta dengan efisien dan saling menopang.
Tak ada yang miskin papa bila semuanya bermitra. Tak ada yang sengsara bila semuanya bergerak dan berpadu. Sumber daya diolah secara bersama. Syaratnya kejujuran dan amanah. Keduanya lahir dari takwa dan keyakinan akan kehidupan akhirat. Tak perlu sistem dan manajemen yang rumit bila semuanya jujur dan amanah.
Tak ada yang miskin papa bila semuanya bermitra. Tak ada yang sengsara bila semuanya bergerak dan berpadu. Sumber daya diolah secara bersama. Syaratnya kejujuran dan amanah. Keduanya lahir dari takwa dan keyakinan akan kehidupan akhirat. Tak perlu sistem dan manajemen yang rumit bila semuanya jujur dan amanah.
Saat tanah terbengkalai. Saat fasilitas produksi menganggur. Saat dana tak diinvestasikan. Manusia berdosa karena tak mengemban amanah sebagai khalifah. Saat manusia bertopang dagu tidak berikhtiar membangun industri dan fasilitas yang menopang kehidupan manusia, maka manusia telah berkhianat dalam berperan sebagai khalifah.
Bisa jadi, kesulitan yang mendera manusia dan mengecilnya peran muslimin dalam kancah peradaban dunia karena meninggalkan peran khalifah dalam memakmurkan bumi. Ibadah untuk menempa dan mendidik diri agar diberi cahaya Allah pada jiwa, nafsu, akal, hati dan raga. Sedangkan khalifah memberdayakan cahaya Allah dalam mengelola kehidupan. Agar cahaya Allah menyinari semua sendi dan medan kehidupan.
Rukun Iman, Islam dan ikhsan, penempaan pondasi kepribadian. Sabar dan shalat sebagai penolong. Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw sebagai cahaya pembimbing dan pemimpin. Iman sebagai pembentuk jiwa dan karakter. Setelah itu, bangunlah kehidupan, bertebaranlah di muka bumi untuk mengisi semua sisi kehidupan yang dibutuhkan manusia.
Bertopang dagu adalah kemaksiatan. Melenakan diri berdiam diri bentuk ketidaksyukuran. Menganggur sangat malu kepada Allah yang setiap saat sibuk mengatur alam semesta. Allah Maha sibuk, mengapa makhluk bermalasan? Tumbuhan setiap saat mengeluarkan bunga dan buah. Semut dan lebah senantiasa bergerak. Syetan terus sibuk menjerumuskan manusia. Malaikat tak pernah berhenti taat kepada Allah. Mengapa manusia bermalasan?
Shalat dan bertebaran di muka bumi, dua hal yang tak bisa dipisahkan. Energi shalat diberdayakan untuk bertebaran di muka bumi. Energi yang disuntikkan Allah ke jiwa, hati dan akal manusia diberdayakan untuk bertebaran di muka bumi. Shalat tanpa bertebaran di muka bumi, berarti menganggurkan potensi diri. Bertebaran di muka bumi tanpa shalat, bisa merusak apa yang ada di bumi.
0 komentar: