Jalur Alternatif
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Berpindah namun tetap di jalur yang sama. Hanya berbeda suasananya saja, namun tujuannya tetap sama. Banyak jalan menuju Roma. Yang abadi itu tujuan, yang selalu berubah itu sarananya.
Banyak pintu menuju surga. Setiap pintu terbuka untuk orang-orang tertentu dengan karakter khusus dan spesifik. Jadi banyak cara untuk berkiprah dan berkarya. Namun mengapa lebih menyenangi yang homogen? Mengapa terjebab hanya menyenangi satu warna?
Jalan buntu itu sangat sedikit. Bila ada, sebenarnya bisa dibuat jalan baru dengan menerabas halangan, memangkas rintangan. Kadang menerabas kebuntuan justru target tujuan menjadi lebih dekat.
Jalan utama itu hanya sedikit. Jalan alternatif justru tak terhingga. Pemandangannya lebih indah. Kadang memotong, kadang lebih jauh. Namun jalurnya lengang. Sedikit yang menempuh jalur ini. Bila menemukan jalur ini, maksimal kesempatannya sebelum banyak orang yang mengikuti.
Cara menemukan jalur alternatif, temui orang-orang yang berbeda. Temui orang-orang baru. Mereka tak dikenal dan terkenal. Mereka tersembunyi. Mereka orang biasa yang tak menyadari kehebatannya. Mereka tak menyadari kepiawaian dan keunggulannya. Kita yang memoles dan memungutnya. Mutiara itu memang selalu tersembunyi.
Temukan jalur alternatif dengan ketidaktahuan namun punya semangat untuk menerobos, punya semangat ingin cepat, jenuh dengan kemapanan, ingin berpetualang. Banyak bertanya, banyak salah dan tersesat. Namun mengasyikkan.
Jalur alternatif itu lebih kecil dan sempit. Takkan banyak yang mau memilih jalur ini. Jalur alternatif kadang lebih meliuk dan curam, kurang aman untuk berkendaraan, jadi butuh keahlian khusus yang tak biasa. Sudahkah memilikinya?
Karakter manusia dibangun oleh kebiasaan, banyak yang kesulitan membentuk kebiasaan baru. Inilah hambatan awal yang terpatri. Inilah banteng penghambat pertama yang harus dihancurkan sebelum yang lainnya. Ini juga peluang awal bagi yang sudah menempuh jalan alternatif.
0 komentar: