Allah Penghidup Jiwa
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Cahaya dari mana sumbernya? Andai tidak ada matahari, bumi akan terus diselimuti kegelapan dan kepekatan. Kemampuan manusia untuk menerangi bumi hanya sebesar lampu-lampu yang menyala di malam hari. Artinya, kegelapan dan kepekatan tetap saja menyelimuti seluruh semesta.
Berapa investasi agar bisa menghadirkan cahaya melalui lampu? Energinya terkuras hanya sebuah lampu. Namun Allah cukup menghadirkan matahari dan bulan untuk menerangi semesta. Andai tidak ada matahari dan bulan, semesta akan membeku. Adakah kehidupan bila seperti ini?
Manusia memilik karakter dasar berkeluh kesah, bodoh, tergesa-gesa, itulah yang digambarkan oleh Al Qur'an. Andai tak ada yang membimbing dan memberikan hidayah hidup, semesta ini menjadi pergulatan yang mengerikan oleh karakter asli manusia. Mari buka sejarah bagaimana kondisi dunia sejak diangkatnya nabi Isa ke langit hingga diangkatnya Muhammad saw sebagai Rasul? Begitulah kondisi dunia tanpa bimbingan Allah.
Kemuliaan manusia bukanlah kreasi dirinya. Tetapi kreasi Allah pada jiwa kita. Bagaimana kerahman Allah mewarnai jiwa kita? Bagaimana agar Allah membersihkan jiwa kita? Bagaimana agar Allah menerangi jiwa kita? Tanpa Allah, takkan ada kebaikan sedikitpun pada diri kita. Itulah kunci melakukan perbaikan dan revolusi diri. Bukalah hati. Bukalah mata hati agar Allah menerangi hati kita.
Akhlak dan karakter adalah gambaran nyata tentang kita. Adakah kerahmanan Allah pada jiwa? Keburukan akhlak dan karakter bertanda acuhnya Allah. Bukan karena Allah tak mau menyapa, tetapi kitalah yang menutup pintu tersebut. Kitalah yang memutuskan semua sebab tersambungnya jiwa kita kepada Allah.
Menyibukkan diri dengan beribadah. Menyibukkan diri dengan zikir. Menyibukkan diri berjihad. Menyibukkan diri dengan berkhalwat pada Allah. Mengkoneksikan semua kiprah dan karya kepada Allah. Itulah cara membuka pintu agar Allah mengkaruniakan semua kemuliaan dan kehormatan. Itulah cara membuka pintu keberkahan dan kemenangan. Itulah cara meraih ilmu yang ada di semesta ini. Tak ada cara lain selain itu.
Andai paham bahwa seluruh kebaikan itu berasal dari Allah bukan dirinya. Maka yang paling harus waspada adalah mereka yang bertakwa. Dalam ketakwaan ada peluang ketergelinciran. Dalam kemaksiatan ada peluang kesadaran untuk kembali kepada Allah. Itulah mengapa para wali Allah, rasa takutnya pada Allah lebih mendominasi. Khawatir Allah mencabut semua karunia dan keutamaan-Nya. Jadi tak pantas ada rasa kebanggaan dengan ketakwaan. Tak pantas mencela dan menghina orang lain karena merasa lebih bertakwa. Karena takwa itu sebuah karunia Allah.
Fokuskan hidup hanya untuk berdekatan bersama Allah. Fokuskan Allah dalam semua karya dan kiprah kita. Bergerak dan semua helaan nafas harus tertuju pada Allah. Tak boleh sedikitpun ada tang merampasnya. Disitulah titik awal meraih sebuah kehormatan dan kemuliaan dari Allah. Hidup itu sangat mudah. Jalan hidup sangat mudah. Kitalah yang tak paham cara untuk menjalaninya.
0 komentar: