Yang Ada di Dunia, Sama Saja
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Imam Ahmad bin Hambali menerima siksaan dari 3 khalifah. Beliau dimuliakan oleh satu khalifah. Apa yang dirasakannya? Sama saja. Dalam siksaan dan kemuliaan, tetap istiqomah, tetap sederhana, tetap wara.
Muhammad bin Wasi, seorang Tabiin, yang menganggap sama batu dengan permata. Saat dia diberi mahkota yang penuh permata oleh panglima perangnya, dia memberikan mahkota tersebut kepada peminta-minta di tepi jalan. Pengintai yang ditugasi oleh panglima terheran-heran dan takjub melihatnya.
Khalid Bin Walid menganggap menjadi panglima dan prajurit biasa adalah sama saja. Tetap bersemangat, tetap memberikan kontribusi, tetap memberikan ide brilian bagi kemenangan kaum muslimin. Karena rasa egonya sudah tercabut demi tujuan besar. Apakah arti nilai diri dibandingkan kemaslahatan umat?
Kemuliaan itu bukan pada tampilan publik, bukan pada penghargaan manusia, bukan sanjungan manusia. Tetapi apakah Allah meridhoi hidup kita? Apakah Allah memberikan Rahman-Rahim saat sakratul maut? Fokuslah beribadah, jalani hidup dengan kesungguhan ikhtiar dan ketinggian cita-cita. Apa jadinya kita, serahkan semuanya pada Allah.
Apakah ada yang berubah dari Rasulullah saw saat menjadi orang terkaya di Mekkah, saat terusir dan disiksa di Mekkah, saat seluruh Hijaz ditaklukan? Beliau sama saja. Karena kemuliaan itu milik Allah. Karena semua karunia dari Allah. Bukan kehebatan dan kepintaran kita. Banyak orang yang lebih pintar yang bernasib buruk. Banyak orang yang lebih bodoh yang bernasib baik?
Inti Zuhud itu, menganggap sama permata dan batu. Menganggap sama, pujian dan hinaan. Menganggap sama posisi panglima dan prajurit. Karena kemuliaan itu bukan apa yang dicapai di dunia, tapi apa pun capaian dunia untuk capaian akhirat. Apa yang dikerasikan dunia untuk akhirat ?
Tak silau dan tak rendah diri. Selalu berwibawa dan memiliki harga diri. Selalu bahagia dan tak ada yang bisa merampas kebahagiaannya. Itulah Zuhud.
0 komentar: