Terasa Dekat dan Keyakinan
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Dekat, itulah mindset kita. Yang beriman, azab itu dekat sehingga selalu waspada. Yang mengingkari, azab itu jauh sehingga selalu terlalaikan.
Maut itu berjarak sangat dekat, sedekat dengan urat leher kita. Seolah dia selalu membayangi. Seperti bayangan yang selalu mengikuti. Para ulama shalih tidak mau menunggu waktu sore ketika pagi. Tidak mau menunggu waktu pagi ketika sore.
Pertolongan Allah itu sangat dekat. Itulah firman Allah kepada Rasulullah saw. Itulah sabda Rasulullah saw kepada Kaab bin Malik. Dekat itu tidak berkaitan dengan waktu dan jarak. Dekat itu berkaitan dengan keyakinan. Semua yang diyakini akan terasa dekat, begitul Ibnu Ataillah berkata dalam kitab Al Hikamnya.
Seeing is beileving. Beleiving is seeing, begitul Rhenald Kasali berkata. Dengan keyakinan semua cita-cita terasa dekat dan sudah terlihat. Seolah sudah terealisasi hari ini. Seperti Walt Disney melihat taman hiburannya, dia sudah melihat sebelum proyeknya dikerjakan.
Keyakinan membuat segala hal terasa dekat. Sifat Ihsan dan muraqabatullah myncul karena keyakinan bahwa Allah sedekat urat leher kita. Karena keyakinan bahwa Allah melihat dan mengawasi. Allah menopang rasa kedekatannya dengan iman kepada Malaikat bahwa ada dua malaikat yang selalu bersama untuk membisikan kebaikan dan mencatat semua perbuatan.
Iman adalah keyakinan. Rukun Iman dan Islam mendidik agar kita paham agar semuanya terasa dekat. Dekat dengan Allah, Malaikat, Rasulullah, Kitab Suci, Hari Kiamat, Qadha dan Qadar. Dekat dengan kalimat Tauhid, Shalat, Puasa, Zakat, Haji. Terasa dekat dan semakin dekat. Dekat agar berinteraksi dan berkomunikasi. Dekat dihati.
Terasa dekat melahirkan kerinduan. Fisiknya jauh namun terasa dekat. Seperti kerinduan Rasulullah saw kepada Mekkah saat Rasulullah saw di Madinah. Seperti kerinduan Bilal bin Rabah terhadap Mekkah. Bila tak ada rindu, berarti tak ada rasa dekat.
Optimisme lahir karena rasa dekat. Seperti saat Rasulullah menggambarkan kedekatan atas pertolongan Allah. Seperti saat Rasulullah menjanjikan kemenangan terhadap Persia, Konstatinopel dan Roma. Seperti saat Syuhrail menyampaikan mimpi kemenangan kaum Muslimin dihadapan Abu Bakar. Andai semua terasa dekat, maka setiap langkah dan tantangan terasa mudah dan ringan.
Dekat itu soal keyakinan dan rasa dalam jiwa. Jiwa ini dalam pengendalian kita. Semestinya kita bisa menciptakan rasa dekat itu.
0 komentar: