Tak Ada Yang Melemahkannya
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Tak ada yang bisa melemahkannya. Tak ada yang bisa menyurutkan langkahnya. Tak ada yang bisa mengusik jiwanya. Tak ada yang bisa merampas kebahagiaannya. Siapkan dia?
Tak ada yang bisa melalaikannya apalagi menjerumuskannya. Tak ada yang bisa menipunya apalagi menghancurkannya. Tak ada yang bisa membuatnya ragu apalagi mengombang- ambingnya. Dia selalu memiliki keyakinan yang kokoh. Dia selalu memiliki dan menciptakan alasan untuk teguh pada prinsip dan jalan hidupnya.
Siapa yang bisa menciptakan prilaku terbaik dalam kondisi yang terburuk? Siapa yang bisa menciptakan prilaku terbaik dalam kondisi yang baik? Banyak yang hancur dalam menyikapi kondisi buruk dan baik. Kegagalan itu bukan soal kondisi, tetapi sikap kita terhadap kondisi.
Kita selalu diuji dengan kondisi kebaikan dan keburukan. Jiwa yang lemah akan hancur dengan kondisi yang buruk. Kelemahan, tanda tak memiliki kekuatan dan energi jiwa. Jiwa yang lalai akan hancur dengan kondisi yang baik. Kelalaian, tanda tak paham cara mengelola dan tak berfikir tentang hakikat hari esok. Keburukan untuk menyisihkan mereka yang lemah. Kebaikan untuk menyingkirkan mereka yang lalai. Kuat dan selalu waspada itulah sarana menciptakan sukses dalam kondisi buruk dan baik.
Menciptakan kekuatan dalam kondisi yang buruk dan terpuruk, bacalah sejarah dakwah periode Mekkah, peperangan Badar dan Khandaq. Apa yang disiapkan? Keyakinan pada Allah. Ketawakalan pada Allah. Kepasrahan pada Allah. Adakah prinsip hidup yang lebih kuat dari keyakinan tersebut? Jangan mencap keburukan sebelum terjadi. Jangan mendahulukan prediksi kegagalan sebelum diusahakan.
Keyakinan akan keberkahan dan kegemilangan masa depan. Masa depan harus digambarkan dengan kondisi yang lebih baik. Bukankah masa depan adalah kumpulan kebaikan dan karya masa lalu dan hari ini? Bila itu terus akumulasikan, tak pernah ada pohon kebaikan melahirkan bibit keburukan. Itulah seni membangkitkan keyakinan masa depan.
Saat perang Badar, minimnya peralatan tempur ditambah dengan pembelotan munafikin. Saat perang Uhud, pembelotan munafikin dan larinya beberapa orang mukmin dari posisinya. Kabar berita gugurnya Rasulullah saw merebak ke setiap telinga pasukan muslim. Adakah yang membuat mereka lemah? Adakah yang membuatnya terpaku diam dan lunglai tak lagi mengobarkan semangat? Kondisi boleh terpojok dan terjebit. Pasukan boleh diporak-porandakan oleh banyaknya prajurit dan kelengkapan senjata musuh. Namun mereka yang beriman pantang untuk melemahkan semangat dan ikhtiar.
Mushab bin Umair, tangan kanan boleh tertebas. Tangan kiri boleh tertebas. Selama nafas masih ada, tak ada kata untuk meraung kesakitan apalagi melemahkan. Panglima pasukan boleh berguguran, namun bendera semangat harus terus dikibarkan. Masih banyak prajurit lain yang siap mengembannya selama semangat masih berkobar. Apa artinya panglima yang hebat bila semangat prajuritnya melemah?
Jiwa ahli surga, jiwa yang sudah ditempa dengan keburukan dan kebaikan. Jiwa pada taraf, tak ada yang bisa menolongnya kecuali hanya Allah.
0 komentar: