Sukses, Pelajari Masa Lalu
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Yang gagal itu yang berhenti melangkah. Yang sukses itu, terus berjalan di tengah kegagalan. Melangkah membuat jauh perjalanan untuk mendekati tempat tujuan. Begitulah cerita mereka yang sukses.
Bagaimana agar bisa terus melangkah? Butuh keteguhan. Bagaimana menciptakan keteguhan? Seringlah membaca kisah hidup orang sukses. Seringlah menikmati jalan hidup kesuksesan yang telah tercipta di masa lalu.
Kisah para Nabi dan Rasul dihadirkan dalam al Qur'an untuk meneguhkan hati, mendidik, menunjukkan kebenaran dan peringatan. Itulah peran sebuah kisah. Itulah peran sebuah sejarah dalam membangun jiwa manusia.
Sejarah adalah pengulangan peristiwa, pengulangan kisah kesuksesan dan kegagalan, pengulangan solusi, strategi dan aksi yang pernah dilakukan. Inilah metodelogi mencontek dari masa lalu. Tak harus jadi orang pintar untuk sukses, cukup membaca peristiwa dan kisah masa lalu saja. Cukup kan!
Membaca kisah. Membaca bagaimana mereka berfikir, melangkah, mencari solusi. Mengapa harus memeras otak sendiri? Terlalu melelahkan jiwa bila harus membabat atau memulai jalan yang baru. Ikuti saja jalan yang sudah ada dengan rajin membaca kisah dan sejarah orang sukses.
Membaca kisah dan sejarah, mengikuti apa yang sudah dilakukan berarti melanjutkan kisah kesuksesan yang telah ada. Lebih mudah melanjutkan atau memulai baru? Potensi kegagalannya lebih besar memulai yang baru atau yang melanjutkan saja? Tak harus membangun pondasi yang baru untuk sukses. Belajar dari masa lalu, berarti meminimalkan resiko kegagalan dan meningkatkan potensi kesuksesan. Hanya mencontek saja bukan?
Mengapa kita selalu gagal? Karena selalu melakukan aksi kegagalan yang sebelumnya sudah dilakukan di masa lalu. Mengapa berhasil? Karena selalu melakukan aksi yang telah menimbulkan kesuksesan di masa lalu. Imam Malik pernah berkata bahwa tidak ada cara untuk membangkitkan umat Islam kembali kecuali dengan cara seperti generasi awal Islam membangun peradabannya. Itulah keterkaitan masa lalu tentang masa kini.
Peradaban manusia telah teramat panjang dan lama, seharusnya sudah memiliki khazanah kisah sukses luar biasa seperti samudera di lautan. Tinggal mengambilnya saja. Namun mengapa kualitas kesuksesannya tidak semakin lebih baik? Mengapa jeda kegagalannya selalu lama dan melelahkan? Membuat sumber daya terkuras habis terlebih dahulu. Mengapa kesalahan masa lalu terulang kembali di masa kini?
Mungkin kita tak merekam perjalanan sejarah. Mungkin tak pernah mau membuka kembali sejarah. Mungkin keilmuan kita merasa telah melampaui apa yang sudah dicapai oleh generasi sebelumnya. Atau memang kita yang bodoh, sehingga tak tahu bagaimana berinteraksi dengan sejarah masa lalu?
0 komentar: