Rahasia Amalan Rahasia
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Apa yang dirahasiakan itulah jati diri yang sebenarnya. Itulah inti, tujuan dan target yang sebenarnya. Bukankah Allah menerima esensi amal dari keikhlasan hati yang tak terdeteksi? Apa yang disembunyikan? Apa yang tidak ingin diketahui? Apa yang ditutupi? Itulah diri kita yang sebenarnya. Untuk menilai diri, cukup perhatikan apa yang ingin dirahasiakan dari manusia.
Berbagai hal yang berkecamuk di jiwa. Niat yang terbesit di hati. Ide yang berhamburan dari akal. Itu sangat rahasia. Tak seorangpun yang bisa mengetahuinya. Namun itulah cerminan kualitas diri seseorang. Kualitas karya, kerja dan kinerja dimulai dari mengelola apa yang tersembunyi. Mengelola niat, ide, perasaan dan suasana jiwa.
Bila dapat mengelola yang tersembunyi, maka akan bisa mengelola yang nyata. Bila bisa membentuk dan membangun kebaikan yang tersembunyi, maka akan bisa membangun kedahsyiatan di dunia nyata. Kelola bisikan syetan. Kelola godaan hawa nafsu. Kelola perasaan negatif yang menghancurkan maka akan dapat mengelola kehidupan. Jiwa, hati dan akal adalah balai latihan, penempaan dan pendidikan bagi dirinya sendiri. Sukseskah disini? Bukankah mendidik diri baru bisa mendidik orang lain? Bukan memimpin diri sendiri, baru bisa memimpin orang lain?
Dalam kegelapan malam, apa yang dilakukan? Dalam kesendirian, apa yang dilakukan? Bukankah ujian terberat adalah ujian saat sendiri? Bukankah ujian terberat itu yang dialami oleh Nabi Yusuf? Saat istri pembesar Mesir menutup semua pintu dan tak seorangpun berada di rumah tersebut? Apa yang dilakukan di sepertiga malam terakhir hingga Subuh ? Itulah dirimu.
Bukankah kemalasan dan membuang waktu lebih banyak dilakukan ketika sedang sendiri? Bukankah keburukan dan kelalaian sering terpampang jelas ketika sedang sendiri? Bukankah manusia lebih banyak takut namanya tercoreng di muka manusia dibandingkan di hadapan Allah? Bukankah manusia rela mengeluarkan sumberdaya besar agar nama harumnya di muka publik?
Kita sendiri yang bisa menilai hakikat yang sebenarnya. Diri kita bukanlah apa yang dilakukan dan terlihat di ruang-ruang publik. Diri yang sebenarnya adalah saat sendiri, saat sunyi, dan saat di ruang yang tak terlihat. Saat diri bersama dirimu sendiri itulah diri kita yang sebenarnya. Itulah mengapa para Sufi gemar beruzlah dan berkhalwat hanya bersama diri dan Tuhannya? Saat sendiri, hakikat diri terpampang sangat jelas.
Dirimu, apa yang terbesit dalam jiwa mu ? Dirimu, apa yang terlintas dalam hati dan pikiran ? Tingkah pola di ruang publik bisa jadi hanya sandiwara kamuflase kehidupan. Bisa kemunafikan yang dipertontonkan. Rahasiamu itulah yang menolong dirimu. Banyak kisah masuk surga karena amalan yang rahasia. Kisah 3 pemuda yang terjebak dalam Gua. Mereka bertawasul kepada Allah dengan 3 amalan rahasianya
Kuatkan amalan rahasia yang tersembunyi. Mereka yang terbiasa dengan amalan rahasia, akan bisa membaca dan merasakan kamuflase para calon pemimpin yang bersandiwara di depan publik dengan firasatnya. Mengapa pemimpin yang terpilih selalu pemimpin boneka dan para kamuflase pejuang rakyat ? Karena pemilihnya tak menempa dirinya dengan amalan rahasia. Firasatnya mati dalam membaca raut muka kepalsuan.
Nikmatilah amalan rahasia. Giatkan dengan amalan rahasia. Agar jiwa bersih dari kotoran kepalsuan. Para pejuang kebenaran di setiap masanya selalu lebih kuat amalan rahasianya. Para pemenang kehidupan lebih memilih bergelut dengan amalan rahasianya. Para pemandu kehidupan, mereka penggiat amalan rahasia.
Pertarungan yang dimenangkan kaum muslimin dalam berbagai kesempatan dalam rentangan sejarah yang panjang, para pemimpin dan prajuritnya adalah para pelaku amalan rahasia. Bangunan yang kokoh justru ditopang oleh yang tak terlihat. Itulah kekuatan amalan rahasia. Itulah cara menilai hakikat diri.
0 komentar: