Rabun Sejarah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Sejarah itu penuh liku-liku, untuk apa? Bentang sejarah peradaban umat Islam sebuah khazanah solusi untuk menghadapi seluruh tantangan zaman. 1.400 tahun perjalanan begitu berlimpah dan tak terhingga untuk digali. Namun mengapa terpuruk ditengah khazanah solusi falsafah sejarah yang berlimpah?
Apa yang tak pernah dialami oleh umat Islam? Masa ideal peradaban di era Rasulullah saw dan Sahabat ra. Masa Khalifatur Rasyidin, memimpin peradaban dengan keadilan. Memimpin berbagai wilayah dan belahan dunia. Masa konflik dan kehancuran karena internal dan eksternal. Masa kebangkitan dan kejayaan di tengah puing kelemahan dan kehancuran. Apa lagi yang kurang untuk dijadikan pelajaran?
Semestinya era kelemahan umat Islam tak perlu berlama-lama. Tak perlu berdarah-darah. Tak perlu mengorbankan banyak kesedihan dan kesulitan. Karena solusi itu ada dalam pangkuan kita semua. Ada dalam rekam jejak kita semua. Ada dalam ingatan kita semua. Ada disetiap rumah kita. Namun mengapa belum segera dipulihkan juga?
Bentang sejarah umat Islam tak bisa menyadarkan dan membangkitkan. Bentang sejarah tak pernah mengetuk hati, jiwa dan pemikiran. Bentang sejarah tersudut dan terbuang lusuh dan berdebu di tengah keangkeran perpustakaan, ditengah tebalnya lembaran buku, di tengah kisah yang menjemukan. Mengapa tak ada yang mau mulai membuka lembarannya untuk mendapatkan solusi dari rahim nenek moyang kita sendiri? Dari rahim ajaran dan prinsip kita sendiri? Dari perjalanan generasi pendahulu kita sendiri?
Apakah umat ini bingung dengan banyaknya solusi dari bentang sejarahnya? Atau buta tak melihat? Atau malas untuk mengambilnya? Atau tidak bisa memetakannya? Atau rendah diri untuk mengambil khazanahnya sendiri dan silau dengan peradaban asing?
Ataukah umat ini tidak bisa menghubungkan sejarahnya dengan masa kini? Tidak bisa menghubungkan karya solusi masa lalu dengan problematika sekarang? Tidak bisa berijitihad dan berkias dari masa lalu untuk mencari solusi masa kini? Atau sebenarnya kita yang tak pernah peduli dan mau tahu tentang perjalanan kita sendiri?
Sejarah bukan sekedar urutan peristiwa dari waktu ke waktu. Bukan sekedar pengetahuan tentang apa yang telah terjadi. Bukan pula untuk bernostalgia dengan masa lalu. Bila hanya untuk itu, mengapa ketika Rasulullah saw sedang ditempa masalah, Allah mengutus malaikat Jibril untuk menceritakan Nabi dan Rasul terdahulu?
Bila sejarah itu tentang rentetan masa lalu saja, mengapa Ibnu Khaldun menjadi ilmuwan masyhur dalam membakukan seluruh dasar ilmu pengetahuan? Dan melahirkan tokoh sosial, ekonomi, pokitik dan negarawan di negri barat dan timur dari kajian sejarahnya?
Kelemahan kita sekarang, karena tak peduli dengan perjalanan umat ini? Tak paham makna dan peran sejarah? Atau dalam kebingungan yang memabukkan sehingga tak tahu apa yang harus dilakukan terhadap sejarahnya sendiri? Itukah cerminan umat ini?
0 komentar: