Pensiun, Wajah Ketidaksiapan
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Siapkah manusia bila sudah mengetahui tanggal kematiannya? Namun mengapa kematian selalu dirahasiakan? Seorang karyawan mengetahui kapan dia pensiun bekerja, namun apakah dia siap ketika tanggal pensiun itu tiba?
Beberapa perusahaan kelas atas, saat karyawan pensiun, masih memberikan gaji full selama setahun, tanpa karyawan tersebut masuk kantor, agar karyawan tersebut merintis usahanya selama setahun. Namun sudah siapkah?
Setiap pelajar pasti tahu kapan ujian tengah semester dan akhir. Setiap mahasiswa pasti tahu kapan tanggal ujian sidang skripsi. Namun apakah semua siap saat tanggalnya sudah tiba? Sebagian besar tak pernah siap, karena tak pernah mau menyiapkan diri.
Lalu mengapa yang sudah diketahui tanggal ujian dan pensiunnya saja tidak siap, mengapa Allah tetap merahasiakan waktu kematian? Mengapa Allah kadang hanya memberikan tanda-tandanya saja, berupa sakit dan tua padahal itu pun belum pasti juga?
Allah yang paling paham jiwa manusia. Allah yang paling paham karakter manusia. Allah yang paling paham tentang kebaikan bagi manusia. Itulah mengapa kematian tetap dirahasiakan. Hukum kehidupan hanya satu, tak ada yang akan abadi, walau manusia yang paling dicintai Allah sekali pun. Walaupun yang paling taat sekali pun, itulah kuncinya.
Manusia selalu dininabobokan oleh rutinitasnya. Nyaman dengan kesibukannya. Padahal rutinitas dan kesibukan adalah ujian hidup untuk melihat kualitas manusia. Berfikir dan bertindak besar atau terlena dengan tetek bengek kehidupan?
Kebisingan hidup adalah ujian. Kelelahan hidup adalah ujian. Hiruk-pikuk kehidupan adalah ujian. Akan difokuskan kemana hidup ini?
Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumudin memaparkan sebuah perumpamaan. Serombongan orang berlayar dilautan. Mengingat perbekalannya menipis, maka mampirlah ke sebuah pulau untuk mencari bekal. Sang Nahkoda menginformasikan waktu keberangkatan kembali. Penumpang dipersilahkan ke pulau untuk mencari bekal. Apa yang terjadi?
Banyak penumpang yang tertinggal karena bernafsu menikmati keindahan pulau dan mengumpulkan bahan makanan. Itulah wajah kita. Yang selalu tak siap dan terlena dengan rutinitas dan hinggarbingarnya suasana.
Andai pensiun, waktu ujian dan sidang skripsi yang sudah ditentukan waktunya saja tidak siap, bagaimana menghadapi kematian yang dirahasiakan?
0 komentar: