Pembelaan Nahdlatul Ulama pada Palestina di Era Kolonial Belanda
Nahdlatul Ulama bersikap saat Inggris melakukan penjajahan terhadap Palestina dan berniat menjadikan Palestina menjadi tanah air bangsa Yahudi.
Dalam Berita Nahdlatul Oelama (BNO) No 21, tanggal 1 September 1938, redaksi BNO memuat tulisan menyuarakan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina. Isi beritanya sebagai berikut:
------------
"Orang mengatakan bahwa Oem. Islam sekarang sudah roesak lahir bathinnja, soenggoehpoen oetjapan itoe ada djoega benarja, bilamana kita bertjermen pada riwajat dan tarichja oemat Islam bahari, aken tetapi perdjoangan Oem. Islam Falasthina, memberikan pengertian dan penharepan pada kita, bahwa Oem. Islam sesoenggoehnya tiada mati, roeh Islam sesoenggoehnya masih besar fi'ilnya.
Oem. Islam Falasthina, soedah hampir seperempat abad melawan Inggris, seboeh keradjaan jg. maha besar di atas doenia ini. Seperempat abad Oem. Islam itoe berdjoeang, kadang-kadang berhenti sebentar sekadar mengasoeh dan menghimpoenkan kekuatannja poela jg. loempoeh beradu dengan besi dan api...
---------
BNO juga menganjurkan umat Islam ikut membantu perjuangan rakyat Palestina terutama dengan dana. BNO sekaligus mengumumkan bahwa Pengurus Besar Nahdlatul Ulama siap menerima titipan dari kaum Muslimin di Indonesia untuk diteruskan kepada pejuang di Baitul Maqdis.
Dalam Berita Nahdlatul Oelama (BNO) No 21, tanggal 1 September 1938 dilanjutkan seruannya:
------------
Kesengsaraan mereka soengguh wadjib mendapet perhatianja Oem. Islam seloeroeh doenia, Oem.Islam wadjib menoeloeng saudaranja jang ditimpah malapetaka. Bintjana jang maha heibat itoe.
Disini ada baiknja kami terangkan, bahwa Hoofbestuur (Pengurus Besar) N.O. bersedia aken menjampaiken dermanja siapapoen, kepada Oem. Islam Falasthina, dan bersedia akan mengoeroeskannja."
------------
Dari dukungan Nahdlatul Ulama ini menunjukkan bahwa seluruh kalangan umat Islam di di Indonesia di era Kolonial Belanda secara bulat telah menjadi Palestina khususnya Baitul Maqdis menjadi persoalan bangsa Indonesia dan dunia.
Sumber:
Jas Mewah, Tiar Anwar Bachtiar, Pro-U
0 komentar: