Kucing, Mengajarkan Moralitas
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Sembilan hari meninggalkan rumah. Tiba di rumah disambut oleh 3 kucing yang terbiasa tinggal di rumah saya. Sang kucing menggeong kemana saya pergi. Mungkin mereka kelaparan selama ditinggalkan.
Melihat prilaku kucing, jadi ingat prilaku manusia. Kucing terus mengeong saat kelaparan. Saat kenyang, dia fokus membersihkan bulu-bulunya. Bagaimana dengan manusia?
Manusia sering merintih dan meminta di saat perlu. Sering berdoa dan bermunajat pada Allah di setiap waktu. Saat terpenuhi, apakah manusia diam? Bagi yang rakus, terus saja meminta tambahan baik, dengan cara halal maupun haram. Terpenuhi permintaan, tak berarti bisa memenuhi dan memuaskan kebutuhan nafsunya.
Waktu terbanyak bagi kucing adalah membersihkan dirinya. Membersihkan bulunya dengan lidahnya. Di saat sakit, kucing tidak memperdulikan bulunya. Dibiarkan bulunya tak terurus.
Apa waktu terbesar manusia? Mereka yang sehat jiwanya, terfokus memperbaiki jiwa dan pemikiran. Terus berkaca tentang jiwanya. Terus melakukan introspeksi dan membersihkan dirinya. Jarang sekali memikirkan keburukan orang lain, apalagi mencela dan dengki. Fokusnya, pada keburukan dirinya.
Jiwa yang sakit, tak pernah mengurusi jiwanya. Tak pernah kebersihan jiwanya. Tak peduli dengan keburukan jiwanya. Fokusnya pada kemalangan, kesulitan dan penderitaan. Fokusnya pada memikirkan apa yang ada dan dimiliki oleh orang lain.
Kucing yang diberi makanan oleh tuanya cendrung setia. Namun mengapa manusia yang hidupnya dijamin dan dipelihara Allah, selalu membangkang pada Allah? Selalu tidak mentaati perintah-Nya? Bahkan segala yang berbau Syariah dilarang dan dianggap anti kebhinekaan.
Dari seekor kucing, kehadiran kucing di rumah ternyata mengajarkan banyak hal tentang interaksi dengan Allah.
0 komentar: