Keterbatasan, Tempaan Pendidikan
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Jangan pernah ragu untuk bergerak. Keajaiban itu akan selalu ada dan tetap ada dalam rentang sejarah manusia. Keajaiban itu rahmat Allah bagi mereka yang beriman, yang terus bergerak tak pernah letih, dan tak takut dengan beragam rintangan. Lengkapi syaratnya, maka keajaiban itu akan tiba.
Alp Arsalan, Sultan Bani Saljuk, tak menduga bisa mengalah ratusan ribu tentara Romawi dengan sarana yang terbatas. Shalahuddin Al Ayubi tak menduga bisa mengalahkan pasukan Frank Eropa. Saifuddin Qutuz tak menduga bisa mengalahkan terjangan pasukan Mongol yang tak terkalahkan. Umar Bin Khatab bisa mengalahkan Persia dan mengusir Romawi dari Jazirah Arab, Syam dan Mesir. Dalam semua keterbatasan dibandingkan lawan, mengapa bisa berada di puncak perfomance?
Puncak perfomance sering kali dikaitan dengan ketersediaan sumber daya. Bila seperti itu hanya mereka yang keberlimpahan saja yang bisa unggul. Namun kenyataannya, para penggenggam peradaban dimulai dari mereka yang minim dengan sumber daya. Kreatifitas dan daya juang akan mengalahkan semua kekuatan sumber daya.
Tanda awal kehancuran, bila para prajuritnya mengandalkan sumberdaya sebagai dasar alasan kemenangan. Padahal sumberdaya adalah "ciptaan manusia", mengapa mengandalkan "ciptaannya" bukan potensi dirinya?
Tanda awal kehancuran, bila daya gerak, daya juang sangat tergantung dari sumber daya. Padahal manusia memiliki akal, daya inovasi dan semangat untuk bergerak? Keterbatasan bukan halangan, tetapi sebuah ujian kehidupan untuk dilampauinya.
Khalid Bin Walid pernah mengambil keputusan penuh tantangan yang tak terduga, menembus gurun pasir bersama pasukannya agar cepat tiba di sebuah arena pertempuran sebelum pasukan Persia sampai. Strategi tak terduga ini membuat rencana besar musuh hancur berantakan. Dalam keterbatasan menembus gurun pasir. Namun para penikmat keberlimpahan sumberdaya lebih cendrung memilih jalan biasa yang aman. Dalam keterbatasan, segala potensi termaksimalkan.
Manusia sering diuji dengan keterbatasan. Manusia sering dikepung oleh keterbatasan. Karena keterbatasan bukanlah penghalang. Bukankah Allah tidak pernah menjerumuskan hamba-Nya pada kehancuran?
Keterbatasan adalah tempaan pendidikan. Keterbatasan adalah sarana pendidikan manusia. Karena peran manusia bukan menikmati sumberdaya tetapi menciptakan sumberdaya dari himpitan keterbatasan.
0 komentar: