Keegoan dan Kepahaman Ilmu
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Abu Bakar As Syibli diangkat sebagai gubernur di era Abbasiyah. Diberi mahkota oleh khalifah. Saat pulang, dia bersin, tak sengaja ludahnya disapukan ke mahkota.
Khalifah mengetahuinya, dimarahi dan dicopotlah mahkota dari kepala As Syibli. As-Syibli tertegun sejenak. Dia tersadar segera berguru ke al-Junaid.
Berapa sering mahkota hati, akal dan jiwa dijadikan "sapu tangan"? Itu mahkota dari Allah. Bagaimana murka Allah padanya?
Diperintahkan As-Syibli menjadi pengemis setahun. Tak seorang pun yang mau memberinya sesuatu. Bila hina dihadapan manusia, dihadapan Allah?
As Syibli dihancurkan keegoannya, kesombongannya, kebanggaannya, setelah itu barulah Junaid Al-Baghdadi mengajarkan ilmu dan hikmah
Seseorang datang ke Abu Hanifah, dia ingin belajar. Diperintahkan orang tersebut menyendiri di rumah selama beberapa lama. Bermuhasabah dan bertaubat.
Lalu, Abu Hanifah memerintahkannya duduk dihadapan para ulama, cukup mendengarkan saja dan melayani mereka. Jangan bertanya dan berdebat
Kata Abu Hanifah, itulah cara memahami ilmu super cepat namun bisa melampaui ilmu para ulama yang menyampaikannya.
Imam Al-Ghazali, mencapai lompatan ilmu luar biasa setelah menanggalkan kebanggaan jabatan guru besar dan rektor universitas Nizhamiyah di era Saljuk.
Al-Ghazali beruzlah dan berkhalwat di Baitul Maqdis, lalu ke daerah Afghanistan. Di sini pula dia memperdalam hadist Al-Bukhari
Ada yang berkisah, imam Al-Ghazali memunguti sampah di halaman dañ membersihkan kamar mandi masjid. Disinilah ilmu laduni didapatkan
Kepahaman ilmu dan hikmah mendatangi mereka yang telah menghancurkan keegoan, kesombongan dan kebanggaan atas dirinya
0 komentar: