Jebakan Terus Menghadang
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Hidup memang penuh berliku. Tak pernah ada yang menyangka perjalanan hidup manusia. Bisa saja hari ini ada sosok yang menginspirasi, lalu membimbingnya pada kebaikan. Namun bisa jadi, sosok tersebut berubah haluan berbalik arah.
Bisa jadi hari ini dia sosok dalam sebuah amal, bisa jadi esok hari sikapnya bertentangan. Bisa jadi hari ini ilmunya mengajar suatu hal, bisa jadi esok hari dia menentangnya sendiri. Bagaimana penilaian kita terhadap sosok tersebut?
Sosok yang pernah menginspirasi adalah manusia. Hatinya bisa berbolak-balik. Bisa jatuh juga. Bisa bangkit juga. Bisa terjerebab, namun bisa juga berdiri kembali. Bukankah kedudukan manusia dinilai saat sakratul maut? Jadi jangan mengecap hal yang kurang baik terlebih dahulu.
Saya pernah membaca kisah. Seorang ulama besar yang memiliki murid yang banyak jatuh hati pada seorang wanita di sebuah negri. Yang membuatnya meninggalkan dunia ilmu dan pesantren. Para Santrinya terheran-heran, seorang ulama besar jatuh pada sesuatu hal yang tak wajar? Namun jelang beberapa tahun, akhirnya insaf juga.
Jalan kebaikan pasti ada jurangnya. Ada yang terperosok namun bisa berpegangan pada akar yang kuat, lalu naik lagi. Namun ada juga yang jatuh ke dasar jurang, lalu naik kembali. Namun ada juga yang tetap di dasar jurang. Artinya, dalam jalan kebaikan butuh kewaspadaan tingkat tinggi. Jangan pernah lengah di jalan kebaikan. Karena banyak tarikan ke kanan dan ke kiri.
Rasulullah saw mengingatkan bahwa di sepanjang jalan lurus banyak belokan ke kanan dan ke kiri. Bisa beristiqamahkah di jalan yang lurus dengan menyampingkan seruan dan bisikan yang menggoda?
Ujian itu sepanjang perjalanan hidup. Ujiannya berjenjang berat dan kesulitannya. Bisa jadi hanya jatuh di permulaannya. Karena Rasulullah saw pernah bersabda pukulan berat itu ada di awal saja. Mungkin hanya butuh penyesuaian sesaat saja untuk kembali.
Fenomena sang panutan yang berubah arah hendaknya memunculkan kehati-hatian. Bahwa semua orang bisa terjerumus dan jatuh. Tapi bisa juga bangkit kembali. Bukankah pintu istighfar dan taubat tetap terbuka hingga maut? Mengapa kita terburu-buru mencap keburukan padanya?
0 komentar: