Ilmu Kasyaf dari Samudera Sejarah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Pelajari sejarah, bukan untuk berkisah dan disematkan jadi pembicara hebat, kutu buku dan ahli ilmu. Bukan itu tujuan sejarah.
Pelajari sejarah bukan untuk dijuluki sejarawan, arkeolog, sosiolog, antropolog, ahli strategi, penguasa atau politisi handal.
Pelajari sejarah seperti Rasulullah saw membutuhkan kapan kisah-kisah itu disampaikan Allah melalui Jibril?
Pelajari sejarah, seperti para Sahabat menanti kisah-kisah yang disampaikan Rasulullah saw. Bagaimana seharusnya berkiprah di kehidupan?
Pelajari sejarah agar tak terperangah, tak terguncang, tak buai, tak tertipu di bahtera kehidupan. Sebab, tiap peristiwa itu basi, tak up to date lagi
Sejarah terus diulang dalam Al-Qur'an agar paham bahwa kehidupan hanya berada dilingkaran tersebut. Agar qadha dan takdir jadi jelas dan transparan
Dari sejarah, akan tahu fokus, prinsip, kerangka dan jalan-jalan bahtera hidup. Paham yang harus dilakukan dan ditinggalkan
Dari sejarah, tahu titik atom dan pengendali kehidupan, agar tak berkutik pada hal remeh yang bising diperebutkan dan dipertengkarkan
Dari sejarah, hidup menjadi membosankan sebab semua hanya pengulangan. Akhirnya rindu pada Perancang Qadha dan Takdir alam semesta
Dengan sejarah, fokus hidup hanya tauhid dan amal saja, sedangkan jalan dan peristiwa yang akan dilalui hanya pengulangan sejarah saja
Itulah ilmu Kasyaf, pembuka tabir, dari samudera sejarah yang menjadi impian para suluk di dunia Thariqah
0 komentar: