Hidup, Menciptakan Nilai
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Yang dikenang? Siapakah? Apakah? Apakah pemenang selalu yang dikenang? Mengapa dikenang? Mereka yang memilik jejak kehidupanlah yang selalu dikenang. Jejak seperti apa? Dikenang bukanlah sebuah tujuan. Kadang Allah menyembunyikan untuk menjaga kebaikannya, baik itu keburukan atau kebaikannya. Agar yang baik, dilipatgandakan pahalanya. Agar yang buruk, tidak menambah keburukannya.
Apakah para pecundang akan selalu dilupakan? Apakah yang kalah akan selalu dipetieskan? Kenangan sejarah tidak berbicara tentang menang-kalah, tak berbicara siapa yang paling tinggi jabatan dan kejayaan. Kenangan sejarah selalu berbicara tentang nilai kehidupan. Apakah jejak karya mampu membangun peradaban? Mampu menginspirasi kesinambungan nilai kehidupan melintasi generasi? Keabadian kenangan tergantung seberapa jauh dan lama efek jejak nilai kehidupan yang dibangun. Seberapa lama dan dalam mempengaruhi jiwa, pemikiran, hati dan perasaan dalam memandang diri dan kehidupan.
Mari melihat buku 100 orang yang berpengaruh di dunia? Apakah hanya berisi para pemenang? Apakah melupakan para pecundang? Kemenangan yang mempengaruhi pemikiran banyak orang. Kekalahan yang membimbing banyak orang untuk membangun peradaban baru. Mengapa masih memunculkan Napoleon Bonaparte? Bukankah dia mengalami kekalahan di akhirnya?
Mengapa sejarah Indonesia tetap mencatat Sultan Hasanuddin, Sultan Ageng Tritayasa, Syekh Yusuf, Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol yang dikalahkan Belanda? Kekalahan yang membangkitkan semangat untuk berjuang dan membangun. Kekalahan yang menciptakan kebangkitan orang yang tertidur. Sejarah tetap mencatat kemenangan dan kekalahan, bukan untuk menyombongkan dan merendahkan tetapi membangkitkan dan membangun jiwa peradaban manusia.
Apakah pemenang akan selalu dikenang? Kadang kemenangan tidak menghasilkan senyuman tetapi pil pahit bagi sebuah negri. Berapa banyak para pemenang bersama Belanda yang hilang dari peredaran. Kemenangan justru melumpuhkan dan menghancurkan. Seperti kemenangan Sultan Haji, Amangkurat 1-2, Aru Palaka dan Kapten Yonker dari Maluku. Jangan berfikir menang-kalah dan pemenang-pecundang, tapi apakah kemenangan dan kekalahan akan memberikan nilai positif bagi kehidupan dan peradaban?
Mengapa perang Uhud dan Hunain diabadikan dalam Al Qur'an? Padahal hampir memusnahkan kaum muslimin? Mengapa kisah Ashabul Ukhdud diabadikan dalam Al Quran? Padahal memusnahkan semua orang beriman yang ada dinegri tersebut? Yang diabadikan sejarah bukan lagi menang dan jaya, tetapi nilai kehidupan yang ingin terus terjaga dalam jiwa manusia.
Mengapa Nabi Zakaria terus dicatat sejarah? Padahal wafatnya digregaji oleh penguasa? Mengapa turunya Nabi Adam dari Surga tetap tercatat? Mengapa Allah tidak membuat perjalanan nabi Adam yang tetap di Surga?
Takdir manusia adalah sebuah perjalanan karya. Menang-kalah, sukses-gagal, pemenang-pecundang tak perlu dipersoalkan. Namun apakah semua ikhtiar karya memberikan nilai bagi kehidupan?
0 komentar: