Ghibah Dan Pemberontakan Terhadap Penguasa Zalim
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Ghibah kepada kezaliman? Itulah bentuk perlawanan. Membongkar kemungkaran bukanlah ghibah tetapi agar kemungkaran yang berbalut pencitraan terbongkar dengan sempurna. Sehingga pendukung yang tertipu oleh kemungkaran kembali menjadi pembela kebenaran. Membongkar ketertipuan bukanlah ghibah.
Siapa yang tak mengenal Hasan Al Bashri? Karakternya menyamai para Sahabat ra. Pendapatnya menyamai Umar Bin Khatab. Namun bagaimana sikapnya terhadap kemungkaran Hajjaj Ats-Tsaqafi, seorang penguasa di era bani Ummayah? Berdiam dirikah dengan alasan menghindari ghibah?
Hasan Al Bashri, menurut Qatadah, seorang yang paling paham tentang halal dan haram. Abu Jafar pernah berkata bahwa ucapannya hampir mirip dengan ucapan para nabi. Para pendeta Nasrani pun setelah mendengarkan ucapannya berkesimpulan bahwa karakternya mirip nabi Isa. Namun bagaimana menghadapi kemungkaran penguasa Hajjaj Ats Tsaqafi?
Hasan Al Bashri menyatakan bahwa penguasa di era Bani Umayah telah merampas kekuasaan dan mengubah khilafah rasyidah menjadi kerajaan. Menyingkap kezaliman mereka. Dan menjawab orang yang menganggap bahwa itu bagian dari ghibah (menggunjingkan) dan namimah (mengadudomba) yang diharamkan Allah.
Hasan Al Bashri mengatakan, "Tidak ada ghibah untuk orang fasik, tidak ada ghibah untuk ahli hawa nafsu dan bidah, dan tidak ada ghibah bagi penguasa yang zalim."
Hasan Al Bashri melarang melakukan pemberontak bersenjata kepada penguasa. Melarang melakukan anarkis. Bersabar lebih baik dari pada memberontak, hingga Allah berkenan menghapuskan kezaliman orang-orang yang zalim atau memberikan solusi yang terbaik. Namun kesabaran imam Hasan Al Bashri bukan berarti pasrah dan diam, beliau tetap membongkar kezaliman para penguasa. Karena itu bukan ghibah dan namimah.
Umar Bin Abdul Aziz saat masih menjadi penasihat khalifah Abdul Malik bin Marwan. Membongkar kezaliman Hajjaj Ats Tsaqafi di Irak dihadapan sang khalifah. Apakah menjelaskan efek buruk dan kemungkaran penguasa agar umat terselamatkan dari kehancuran bagian dari ghibah dan namimah?
Ibnu Sirin memberikan fatwa melarang menggunakan mata uang yang dibuat penguasa zalim sebagai boikot terhadap kepemimpinannya. Ibnu Sirin, yang juga sebagai pengusaha, tidak menggunakan mata uang penguasa tersebut dalam muamalah dan bisnisnya. Namun beliau, melarang memberontak senjata kepada penguasa zalim.
Abu Hanifah seorang Imam Mazhab. Apakah berdiam diri ketika penguasa melakukan kezaliman? Dia tidak berdiam diri. Dia menyumbangkan harta guna mendukung kehancuran penguasa yang zalim. Dan terus menyebarkan praktek kezaliman para penguasa.
Semua ulama sepakat untuk tidak melakukan pemberontak bersenjata. Namun mereka tidak pernah diam melihat kezaliman dan terus membongkar kezaliman. Karena itu bukan ghibah dan namimah. Tetapi berkata benar dan menunjukkan kesalahan untuk membongkar kedok kezaliman yang dibalut pencitraan.
0 komentar: