Awali Pembelajaran Anak Dengan Bahasa
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Berbicara dan menulis butuh bahasa. Tanpa bahasa bagaimana cara menyampaikan hasrat dan pemikiran? Tanpa bahasa bagaimana mempengaruhi massa?
Kecerdasan, keluasan ilmu seseorang apakah bisa terlihat tanpa keahlian berbahasa? Bukankah banyak yang terpengaruh karena keahlian berbahasa seseorang? Bagaimana seorang pemimpin bisa membongkar mindset rakyatnya tanpa keahlian berbahasa?
Bahasa sebuah identitas diri. Kekuatan mempengaruhi tergantung dari kekuatan bahasanya. Pemimpin besar selalu memiliki kekuatan bahasa yang menghipnotis pendengarnya.
Seorang pujangga, sastrawan, budayawan mampu mempengaruhi emosi, moralitas dan mewarnai jaman melalui kekuatan bahasa lisan dan tulisan. Ketertarikan masyarakat tergantung dari pengolahan bahasanya. Itulah kekuatan bahasa.
Bagaimana Nabi Musa tanpa kekuatan bahasa Nabi Harun? Mungkin tak bisa maksimal hasilnya. Harun diangkat menjadi Nabi karena kekuatan bahasanya. Apa mukjizat Rasulullah saw? Salah satunya tentang bahasa, ringkas, padat, menarik namun mampu menghimpun khazanah yang luas.
Apa yang bisa menaklukkan petinggi Quraisy untuk berislam? Kekuatan bahasa. Kekuatan bahasanya dianggap oleh kafir Quraisy bisa memecah belah bangsa Arab. Akhirnya mereka mengecap Rasulullah saw dengan orang gila dan tukang sihir.
Ketika Tufail datang ke Mekkah. Diperingatkan oleh Abu Jahal agar tidak mendengarkan ucapan Rasulullah saw. Ketakutan kaum kafir Quraisy justru pada kekuatan bahasanya. Kekuatan bahasa Rasulullah tak lepas dari didikan bahasa ibunya di waktu kecil. Dengan mengirimkan beliau ke pedalaman padang pasir untuk mempelajari bahasa.
Imam Syafii pun diajarkan bahasa yang fasih sejak kecil oleh ibunya. Kefasihan berbahasa inilah yang menyebabkan beliau mampu membuat kaidah ushul fiqh. Ibnu Sina mengawali perjalanan ilmiahnya dengan menguasai bahasa Arab. Hamka sejak kecil sudah dibacakan karya sastra yang berbobot. Sejak kecil dia sudah bisa menuturkan bahasa secara teratur. Perpaduan ilmu agama dari ayahnya dan karya sastra, menyebabkan dia mampu memadukan keulamaan dan pujangga.
Ajari bahasa yang benar, baku dan tersusun rapih sejak kecil. Utama belajar bahasa sebelum yang lainnya. Kelak pikirannya akan luas dan cerdas dalam membaca semesta dan kehidupan.
0 komentar: