Upgrading Kapasitas Manusia dari Kisah Nabi Musa dan Ibunya
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Adakah kecerdasan akal? Akal hanya untuk menganalisa dan berfikir? Apakah kecerdasan buah dari berfikir dan menganalisa?
Bagaimana ibu Nabi Musa beride menyembunyikan bayi Musa ke perahu kecil, lalu dihanyutkan ke sungai Nil. Apakah ini buah kecerdasan sang Ibu?
Bayi Musa tidak mau menyusui kecuali kepada ibu kandungnya. Apakah ini strategi sang Ibu yang brilian?
Firaun "sang tuhan" mengapa tergerak memelihara bayi? Padahal dia berrencana membunuh seluruh bayi yang lahir? Apakah ini sudah ada dalam skenario sang Ibu?
Seorang ibu yang biasa saja, tiba-tiba menjadi sangat brilian dihadapan sang Maharaja Firaun yang dikelilingi penasihat yang mumpuni. Berubah drastis?
Musa kecil memilih bara api bukan roti. Padahal akalnya menyukai roti. Apakah seorang anak kecil bisa berfikir strategi jangka panjang?
Mengapa pemuda Musa berlari ke arah Madyan? Apakah sudah tahu kondisi masyarakat dan daerahnya? Apakah sudah tahu akan ada penolongnya?
Akal tak bisa menjangkau apa yang belum terjadi. Hanya memperkirakan berdasarkan informasi masa lalu. Apakah Ibunya Musa dan Musa memiliki informasi ini?
Di Madyan, Nabi Musa hanya bertani dan berternak selama 8-10 tahun, mengapa saat kembali ke Mesir memiliki kekuatan besar yang ditakuti?
Saat Nabi Musa hendak membawa kaumnya ke Palestina atas perintah Allah, mengapa setiap rintangan dapat dilaluinya? Hingga dapat membelah laut?
Saat kaumnya tidak mau ke Palestina, kehebatannya hilang seketika. Tersesat tak menemukan jalan keluar. Mengapa saat ke negri Madyan penuh solusi?
Kemana kecerdasan yang dulu? Kemana kekuatan yang melimpahkan? Kemana solusi yang dulunya selalu muncul? Kemana kedahsyatan yang muncul seketika?
Allah yang mengilhamkan dan mengkaruniakan semua yang dibutuhkan kepada Nabi Musa dan Ibunya selama menjaga amanah Allah.
Ketika manusia memalingkan peran yang diamanahkan Allah di muka bumi, yang muncul hanya kelemahan dan kebodohan diri sebagai manusia.
Upgrading kemampuan manusia bukan dengan berfikir mengandalkan akal, tetapi menapaki peran kehidupan yang diamanahkan Allah.
Allah dengan Maha Kehendak-Nya mengilhamkan berbagai kedahsyatan bagi yang mau menjalankan amanah-Nya
0 komentar: