Ramalan Walisanga tentang Demak, Banten, Majapahit dan Mataram
Demak berawal dari kisah Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa.
Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampai ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), sebuah kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut (atau lebih tepatnya sebuah selat) yang memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai “Demak".
Dalam Babat Tanah Jawi, Sunan Ampel meramalkan bahwa Bintara Demak akan menjadi kerajaan besar di Jawa.
-------------------------
Sunan Ampel adalah orang yang paling tahu situasi kerajaan Majapahit. Ketika beberapa wali mengusulkan untuk menyerbu Majapait, Sunan Ampel menyatakan ketidak setujuannya.
“Tanpa diserbupun Kerajaan Majapahit sudah keropos dari dalam. Lagi pula Prabu Brawijaya Kertabumi itu masih ayah kandung Raden Patah selaku Pangeran Demak Bintoro,” kata Sunan Ampel.
“Apa kata orang nanti bila seorang anak durhaka menyerang dan merebut tahta ayahnya sendiri? Saya kira Kerajaan Majapahit akan sirna dengan sendirinya, beberapa adipati yang masih beragama Hindu sudah banyak yang ingin merebut kekuasaan. Kita tak usah ikut-ikutan merebut tahta Majapahit yang hanya mencemarkan keagungan agama yang kita anut,” tambahnya.
Ramalan Sunan Ampel memang benar. Tidak lama setelah beliau meninggal dunia. Adipati Keling atau Kediri bernama Girindrawardhana menyerbu kerajaan Majapahit.
-------------------------
Dipindahkannya pusat pemerintahan Islam dari Banten Girang ke Surowasan bertujuan untuk menarik minat para pedagang di Selat Malaka datang ke Selat Sunda. Strategi ini diusulkan oleh Syarif Hidayatullah kepada putranya, Maulana Hasanuddin, yang kemudian menjadi Sultan Banten yang pertama. Syarif Hidayatullah memandang perlu menjadikan Selat Sunda sebagai pusat perdagangan karena selat Malaka ketika itu berada dalam kekuasaan Portugis setelah mereka berhasil melumpuhkan Kesultanan Islam di Malaka.
Siasat ekonomi Syarif cukup jitu. Pedagangpedagang yang enggan berhubungan dengan penjajah itu akhirnya berdatang an di pelabuhan Banten meramaikan aktivitas ekonomi di sana. Jika demikian halnya, berdirinya Kesultanan Islam di Banten bukan hasil pertapaan Hasanuddin yang dalam waktu sekejap memunculkan pulau untuk mendirikan kerajaan.
----------------
Tanah Mataram dan Pati merupakan hadiah yang diberikan oleh Raja Hadiwijaya dari Kerajaan Pajang pada siapa saja yang berhasil menumpas Arya Panangsang pada tahun 1549.
Ki Ageng Pemanahan berhasil membunuh Arya Panangsang dan mendapat tanah di daerah Kota Gede, Yogyakarta. Sedangkan, Pati diberikan pada Ki Ageng Penjawi.
Berbeda dengan Ki Ageng Penjawi yang diangkat sebagai penguasa Pati saat itu juga, Ki Ageng Pemanahan baru menerima hadiahnya pada 1575. Penguasa Mataram ini diketahui sebagai orang yang sebenarnya berhasil mengalahkan Arya Panangsang dengan bantuan Sunan Kalijaga.
Hadiwijaya yang saat itu masih menguasai tahta Kerajaan Pajang mendengar ramalan dari Sunan Prapen tentang kemunculan pemimpin besar di Tanah Mataram.
Hal ini yang diduga menjadi penyebab tanah tersebut baru diserahkan pada Ki Ageng setelah bertahun-tahun lamanya.
Sumber:
https://kalam.sindonews.com/read/305640/70/kisah-pesantren-jadi-kerajaan-sunan-giri-jadi-raja-bergelar-prabu-satmata
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/travel/read/2021/07/15/201700427/sejarah-kerajaan-mataram-islam-pendiri-sampai-keruntuhannya
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pw61r6313
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Muslim di Indonesia, Uka Tjandrasasmita, Menara Kudus
Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Islam di Nusantara, Slamet Mulyana, LKIS
0 komentar: