Perkembangan Kota Muslim di Pesisir Utara Jawa dari Era Airlangga, Majapahit hingga Demak
Airlangga adalah pendiri Kerajaan Kahuripan, yang memerintah 1009-1042 dengan gelar abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa. Sebagai seorang raja, ia memerintahkan Mpu Kanwa untuk menggubah Kakawin Arjunawiwaha yang menggambarkan keberhasilannya dalam peperangan.
Di akhir masa pemerintahannya, kerajaannya dibelah dua menjadi Kerajaan Kediri dan Kerajaan Janggala bagi kedua putranya. Nama Airlangga sampai saat ini masih terkenal dalam berbagai cerita rakyat, dan sering diabadikan di berbagai tempat di Indonesia.
-----------------
Majapahit adalah sebuah kemaharajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang pernah berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1527 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389 M
-------------------
Di pesisir Utara Jawa terutama di bagian Timur, sejak abad ke 11 M, abad 14 M dan 15 M, orang Muslim mulai membentuk perkampungan-perkampungan di Gresik, Tuban, Sedayu bahkan di Ibukota Majapahit sendiri. Dengan demikian pada awal abad ke 16 M, tumbuhlah kota-kota pelabuhan yang dikuasai Muslim. Seperti, Gresik, Tuban, Surabaya. Di Madura, yaitu Bangkalan, Pemekasan, juga muncul dan tumbuh sebagai kota Muslim.
Demak yang semula kurang dikenal sebelum didatangi orang-orang Muslim, pada abad ke-15 M dan awal ke-16 menjadi kota pusat kerajaan besar. Demikian pula Jepara, sejak itu menjadi kota pelabuhan Muslim yang penting.
Babad-babad setempat dan berita asing menggambarkan bagaimana pentingnya kota Demak sebagai pusat kerajaan terbesar di Jawa pada abad ke-16 itu. Jumlah penduduk Demak sekitar 10.000 keluarga atau 50.000 jiwa.
Kota-kota pesisir lain yang tumbuh pada proses penyebaran Islam adalah Tegal, Cirebon serta Indramayu. Kota pelabuhan Sunda Kelapa menjadi kota pelabuhan Muslim pada sekitar 1527 M berkat direbutnya kota itu oleh Sunan Gunung Jati.
Banten tumbuh menjadi pusat kerajaan Muslim sejak 1526 M. Di kota ini didirikan keraton, masjid Agung, pasar, pelabuhan, perkampungan-perkampungan orang asing seperti Pekojan, Pecinaan dan sebagainya.
Abad ke 16 M, ketika orang Belanda berkunjung, Banten dipersamakan dengan Amsterdam. Kesibukan kota Banten ditulis oleh Willem Lodewyckesz pada abad ke 17. Berdasarkan hasil sensus 1694 pada pemerintahan Sultan Abdul Muhasin Zainal Abidin, kota Banten sudah dihuni 31.743 jiwa.
Sumber:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Majapahit
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Airlangga
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Muslim di Indonesia, Uka Tjandrasasmita, Menara Kudus
Sejarah Umat Islam, Buya Hamka, GIP
0 komentar: